Penggunaan Noise Barrier di sisi Jalan untuk Mengurangi Kebisingan Emisi Suara

Penggunaan Noise Barrier di sisi Jalan untuk Mengurangi Kebisingan Emisi Suara

 

Tidak dapat dipungkiri, keberadaan jalan dapat menjadi magnet yang menarik masyarakat untuk mencari lokasi tempat tinggal yang sedekat mungkin. Sehingga akses dan mobilitas menjadi lebih tinggi. Kondisi ini tidak hanya ditemukan di daerah tetapi juga di perkotaan. Akan tetapi, lokasi tempat tinggal yang berdekatan dengan jalan memiliki isu negatif, yaitu tingginya tingkat kebisingan akibat emisi suara dari lalu lintas.

 

Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk menekan emisi suara dari lalu lintas adalah dengan menerapkan noise barrier (dinding penghalang suara) di sisi jalan. Pada dasarnya, noise barrier mengurangi penerimaan emisi suara dengan menghalangi jalur emisi suara yang tegak lurus dari arah sumber ke arah penerima. Meskipun emisi suara bising yang dirasakan tidak hilang, namun emisi suara akan berkurang secara signifikan.

 

Dengan menghalangi sedikit jalur emisi suara, noise barrier dapat mengurangi tingkat emisi suara di penerima hingga sekitar 5 dB (desibel). Redaman ini kira-kira setara dengan mengurangi kebisingan sumber emisi suara dengan faktor tiga (1/3 emisi suara dari lalu lintas). Dengan membuat penghalang noise barrier menjadi lebih tinggi, jalur emisi suara dipaksa untuk menempuh jalur yang lebih panjang, sehingga menghasilkan tambahan redaman emisi suara sebesar minimal 3 dB. Efek gabungan dapat menghasilkan redaman emisi suara kebisingan 8 dB (FHWA, 2003).

 

Penerapan noise barrier telah dimulai dari beberapa dekade lalu. Lebih dari 30 negara bagian di Amerika (United States) telah menerapkan konstruksi noise barrier sepanjang 304 km pada tahun 1980. Penerapan noise barrier diutamakan pada lokasi yang berdekatan dengan jalan dengan karakteristik lalu lintas dengan volume tinggi dan kecepatan tinggi (Smithsonian magazine). Prinsip noise barrier juga dapat diterapkan pada sisi rel kereta api.

 

Desain Noise Barrier

Beberapa faktor utama dalam desain noise barrier yang harus dipertimbangkan antara lain struktur, estetika, dan faktor keselamatan. Seperti desain struktur lainnya, noise barrier harus dirancang untuk menahan beban yang dialami selama masa pakainya, diantaranya adalah beban angin lateral yang diterapkan sebagai tekanan lateral. Pertimbangan lainnya adalah faktor dampak kendaraan (vehicular impact). Faktor ini tidak menjadi pertimbangan utama dalam desain (tetapi bila diperlukan, pedoman FHWA mensyaratkan agar respon kendaraan diverifikasi dengan uji tabrakan). Beban desain sekunder juga dapat dipertimbangkan walaupun tidak kritis. Beban desain sekunder termasuk beban gravitasi, tekanan air, salju, dan gempa bumi.

 

Tidak ada kriteria khusus untuk desain dari segi estetika. Tetapi ada beberapa pertimbangan yang diberikan oleh FHWA, diantaranya:

1

Jangan menggunakan desain yang dapat menurunkan kinerja akustik dari noise barrier. Misalnya, jangan membuat lubang atau celah di dinding noise barrier melebihi tiga persen dari luas permukaan dinding.

2

Gunakan desain arsitektur yang sederhana.

3

Gunakan desain arsitektur jika sejumlah besar orang akan melihatnya.

4

Hindari desain arsitektur yang merusak pemandangan.

5

Hindari desain dinding yang panjang dan tinggi tanpa fitur estetika karena hal ini dapat membuat pengemudi merasa bahwa mereka dalam ruang tertutup.


Material Noise Barrier

Berbagai jenis material dapat digunakan untuk konstruksi noise barrier. Diantaranya adalah material baja, beton (lihat Gambar 1), aluminum, batu masonry, kayu, plastik (lihat Gambar 2), wol, komposit, hingga konstruksi berbasis tanah (contoh tanggul tanah) (FHWA, 2017). Noise barrier yang terbuat dari material yang dapat menyerap emisi suara dapat menambah pengurangan emisi suara, tetapi tidak signifikan, yaitu kurang dari satu desibel (Polcak dan Peppin).

 

Aluminium

Aluminium umumnya digunakan sebagai noise barrier di jalan raya karena pertimbangan perawatan yang mudah serta bobot yang ringan sehingga mempermudah proses konstruksi. Akan tetapi, material aluminium rawan dengan pencurian dikarenakan material ini sangat mudah untuk dijual kembali.

 

Beton

Material noise barrier berbasis beton banyak digunakan dikarenakan faktor kemudahan konstruksi yang dapat dilakukan dengan metoda pracetak maupun cor di tempat. Selain itu, material ini menawarkan biaya konstruksi yang murah karena memerlukan ketebalan secara minimum, biaya perawatan rendah, dan daya tahan jangka panjang.

 

Plastik

Material plastik kadang digunakan dikarenakan menawarkan fitur yang menarik diantaranya ringan tetapi cukup efektif secara akustik. Kekurangan utama dari plastik adalah daya tahan atau risiko kerusakan di bawah paparan radiasi ultraviolet dan ozon dalam jangka panjang.

 

Gambar 1 Contoh noise barrier berbahan beton (sumber: Freepik)

 

Batu masonry

Masonry banyak digunakan untuk noise barrier pada jalan raya karena faktor daya tahan dan daya tarik estetika. Unit Masonry dapat diletakkan di tempat atau digunakan sebagai panel prefabrikasi yang kemudian ditempatkan di antara elemen pos atau kolom.

 

Gambar 2 Contoh noise barrier berbahan plastik (sumber: Freepik)

 

Baja

Material baja menarik untuk digunakan karena biaya yang relatif rendah. Kekurangan utamanya adalah rentan terhadap korosi. Sehingga, material baja sering dilapisi dengan cara galvanized atau coating.

 

Kayu

Kayu pada umumnya digunakan di daerah dengan pertimbangan pasokan bahan yang melimpah. Kelemahan utamanya meliputi massa yang relatif rendah, di mana diperlukan ketebalan yang signifikan. Kerugian lainnya adalah biaya perawatan yang cukup tinggi.

 


Referensi

  • Richard E.K., Michael T.M., dan Ilene B-V. 2003. Design Guide for Highway Noise Barriers. Research Report FHWA/TX-04/0-1471-4.
  • FHWA. 2017. Noise Barrier Types. U.S. Federal Highway Administration. Retrieved.
  • Polcak, K. dan Peppin, R.J. 2015. Reflective and Non-reflective Highway Barriers case study: Reflective and Non-Reflective Highway Barriers. TRB.
  • Marissa Fessenden. 2014. Hollywood Asked for Freeway Noise Barriers First. https://www.smithsonianmag.com/smart-news/movie-studios-and-hollywood-bowl-asked-freeway-noise-barriers-first-180953510/
  • Navintar. 2018. Freepik images.
  • Sema Srinouljan. 2020. Freepik images.

Penulis

ALI BAWONO adalah seorang penulis aktif yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 10 tahun di bidang infrastruktur, termasuk penelitian dan pengembangan Electromobility for Megacities di perusahaan TUMCREATE yang berlokasi di Singapura. Bawono menyelesaikan studi doktoral bidang Infrastruktur di Technical University of Munich (TUM), Germany dan bidang Material Science di Nanyang Technological University (NTU) of Singapore. Sebelumnya, Bawono menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung, dan S2 bidang Sistem Transportasi di TUM, Germany.


Komentar dan Bagikan

Berikan komentarmu dan atau saran untuk meningkatkan kualitas artikel ini di kolom komentar! Anda juga dapat membagikan artikel ini kepada teman-teman atau kerabat yang sedang mencari informasi terkait melalui link sharing pada judul artikel.


Terima kasih para pembaca DepoBeta!