Mengenal Jenis Mixer dan Manfaat Penggunaan Mixer untuk Pengadukan Beton

Mengenal Jenis Mixer dan Manfaat Penggunaan Mixer untuk Pengadukan Beton

 

Material beton merupakan salah satu istilah yang tak terdengar asing oleh kita. Material beton digunakan dalam konstruksi bangunan ketekniksipilan. Setiap bangunan membutuhkan spesifikasi yang berbeda. Guna mencapai mutu beton yang diinginkan, berbagai proses harus diperhatikan, seperti takaran material beton, proses pengadukkan, proses pengecoran hingga proses curing.

 

Artikel kali ini akan membahas proses pengadukan dan pentingnya menggunakan peralatan mixer guna mencapai mutu beton yang diinginkan. Salah satu manfaat utama dalam penggunaan mixer adalah untuk mencapai kondisi homogenitas.

 

Manfaat penggunaan Mixer

Mixer artinya alat untuk mengaduk atau pengaduk dalam bahasa Indonesia. Mixer yang berfungsi untuk pengadukkan beton, sangat dibutuhkan dalam pencampuran material beton untuk mencapai mutu yang diinginkan. Kualitasnya akan jauh lebih baik dan lebih homogen bila dibandingkan dengan pengadukkan beton secara manual. Proses pengadukan material beton dengan menggunakan tangan lebih baik dihindari kecuali pencampuran dalam volume kecil.

 

Berdasarkan SNI 03-3976-1995, peralatan mixer yang digunakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

  1. Semua peralatan untuk pengadukan beton harus dalam keadaan baik dan bersih;
  2. Mesin pengaduk harus pada kecepatan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat mesin tersebut;

 

Selain berdasarkan jenis mixer, lama proses pengadukkan dapat mempengaruhi mutu beton. Waktu pengadukkan beton dapat mempengaruhi kadar air di dalam semen atau hidrasi semen. Adukan beton harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga beton yang dihasilkan mencapai mutu yang diinginkan dan dapat dengan mudah dikerjakan.

 

Apa saja tipe Mixer yang tersedia di pasaran?

Terdapat beberapa tipe mixer yang umum digunakan dan tersedia di pasaran, diantaranya :

 

Tilting drum mixer

Mixer ini berbentuk drum, dan bekerja dengan cara berputar. Pada saat proses pengadukan, mixer akan bekerja dengan posisi sumbu mixer dalam keadaan horizontal. Ketika proses pengadukan sudah selesai, semen akan dikeluarkan dengan cara memiringkan sumbu drum.

 

Non-Tilting drum mixer

Non-Tilting drum mixer juga berbentuk drum, dan bekerja dengan cara berputar. Drum mixer tipe ini bekerja dalam posisi tetap, yaitu secara horizontal baik pada proses pengadukan maupun proses pengisian.

 

Vertical Shaft mixer

Vertical Shaft mixer seringkali juga disebut sebagai mixer turbin. Mixer ini bekerja dengan cara memutar baling-baling atau pedal pada sumbu vertikal pada saat pengadukan. Baling-baling dipasang di pusat wadah dan dapat disesuaikan sesuai kebutuhan. Tipe mixer ini sangat baik untuk pengadukkan material beton dengan karakteristik relatif kering.

 

Paddle mixer

Paddle mixer yaitu tipe mixer yang menggunakan pisau-pisau yang dipasang horizontal. Mixer ini cocok digunakan untuk campuran beton yang relatif kering. Paddle mixer umumnya digunakan pada produksi beton pracetak.

 

Continuous mixer

Continuous mixer mengaduk beton dengan menggunakan pisau spiral yang dapat berputar dengan kecepatan tinggi. Pisau spiral ditempatkan pada tabung besar dengan posisi miring 15 – 25 derajat terhadap garis horizontal.

 

Truck mixer / Truk Pencampur

Truck mixer merupakan kendaraan truk yang memiliki drum besar pada bagian belakangnya. Drum pada kendaaran truk dapat berputar untuk proses mengaduk beton. Hal ini sangat bermanfaat untuk mempertahankan kondisi material beton tidak mengeras selama proses pengantaran dari batching plant ke lokasi konstruksi.

 

Ada dua tipe truk pencampur, yaitu:

1

tipe mixer dengan sistem pengeluaran isi semen dari belakang drum yang menggunakan sumbu miring.

2

tipe mixer dengan sistem pengeluaran isi dari depan drum yang menggunakan sirip-sirip yang dipasang pada drum dan berputar arah berlawanan.

 

Proses Pengadukan Beton Sesuai Standar

Pengadukan material beton berdasarkan lokasi terbagi menjadi dua, yaitu (1) pencampuran di lapangan (on site) dan (2) beton yang diaduka di batching plant dan harus dibawa kelapangan (ready mix).

 

Sesuai dengan SNI 03-3976-1995, proses pengadukan beton di lapangan diatur dengan beberapa ketentuan sebagai berikut :

1

Beton harus diaduk sedemikian hingga tercapai penyebaran bahan yang merata dan semua hasil adukannya harus dikeluarkan sebelum mesin pengaduk diisi kembali;

2

Pengadukan harus dilakukan tidak kurang dari 1 - 1/2 menit untuk setiap lebih kecil atau sama dengan 1 m3 Waktu pengadukan harus ditambah ½ menit untuk setiap penambahan kapasitas 1 m3 adukan.

3

Pengadukan harus dilanjutkan minimal 1-1/2 menit setelah semua bahan dimasukkan ke dalam mesin pengaduk (atau sesuai dengan spesifikasi alat pengaduk).

4

Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi terus menerus dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran beton yang baru.

5

Kekentalan beton harus disesuaikan dengan jarak pengangkutan.

6

Bila produksi beton dilakukan oleh perusahaan beton siap pakai, maka keseragaman pengadukan harus mengikuti ketentuan yang berlaku.

7

Perekaman data yang rinci harus dilakukan terhadap :

  • Waktu dan tanggal pengadukan dan pengecoran;
  • Proporsi bahan yang digunakan;
  • Jumlah batch-adukan yang dihasilkan;
  • Lokasi pengecoran akhir pada struktur.

 

Hal yang harus diperhatikan dalam proses pengadukan beton

Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengadukan beton antara lain:

1

Segregasi campuran beton, adalah suatu keadaan dimana pasir dan koral beton terpisah dari pasta semen (campuran air dan semen) yang dapat terjadi ketika pengadukan, pengecoran, maupun ketika transportasi ke tempat area pengecoran. Penyebab utamanya adalah pengadukkan yang terlalu lama.

2

Lama waktu beton setelah dicampur yang tidak langsung di cor. Berdasarkan referensi, waktu fase setting awal semen adalah 1 - 2 jam. maka waktu pengecoran paling lama adalah 1 jam. Hal ini dapat berbeda jika material beton mengandung aditif tambahan.

3

Wadah adukkan beton, wadah ketika sudah dicampur sebelum pengangkutan dan pengecoran untuk menghindari kemungkinan segregasi. selain itu juga perhitungkan jarak bibir mixer dengan wadah yang tidak terlalu tinggi.

4

Lokasi pengadukkan beton, hal ini dilakukan untuk menghindari waktu tunggu yang lama, kemungkinan segregasi, setting awal semen dan biaya yang optimal maka lokasi pengadukkan beton sebaiknya sedekat mungkin dengan tempat pengecoran.

 

 


Referensi

  • Standar Nasional Indonesia (SNI). 1995. Tentang Tata Cara Pengadukkan, Pengangkutan dan Pengecoran Beton. Revisi SNI 03 - 3976 – 1995.
  • Admin Mesin Sakti. 2020. Cara Mengaduk Semen dengan Mesin Mixer Molen. http://mesinsakti.com/tag/cara-mengaduk-semen-dengan-mesin-mixer-molen/
  • Macrovector. 2020. Concrete production isometric composition with mixing drum and cement mixer machine with human characters of workers. Freepik Images.

Penulis

SYIDIQ MULYA merupakan salah satu penulis aktif yang saat ini sedang melakukan studi S1 teknik sipil di Institut Teknologi Bandung. Syidiq sangat aktif dalam karya tulis, dan juga pernah memenangkan lomba karya tulis. Salah satunya adalah Syidiq merupakan Juara III Lomba LKTI Tingkat Nasional Universitas Andalas. Syidiq juga merupakan Juara III Olimpiade Sains Nasional Tingkat Kabupaten Bidang Matematika.


Komentar dan Bagikan

Jadi bagaimana setelah anda membaca artikel ini? Kami berharap anda sekarang memiliki pengetahuan lebih terkait artikel ini. Berikan komentarmu dan atau saran untuk meningkatkan kualitas artikel ini di kolom komentar! Anda juga dapat membagikan artikel ini kepada teman-teman atau kerabat yang sedang mencari informasi terkait melalui link sharing pada judul artikel.


Terima kasih para pembaca DepoBeta!