Jalan Tol Cisumdawu Gunakan Teknologi Geofoam sebagai Pengganti Timbunan Tanah,

Jalan Tol Cisumdawu Gunakan Teknologi Geofoam sebagai Pengganti Timbunan Tanah,

 

Pada era modern seperti saat ini, perkembangan teknologi telah memberikan dampak signifikan dalam berbagai sektor, termasuk dalam pembangunan infrastruktur. Salah satu contohnya adalah penggunaan teknologi Geofoam sebagai pengganti timbunan tanah dalam pembangunan jalan tol. Pada artikel kali ini, kita akan menjelajahi apa itu teknologi Geofoam, mengapa teknologi ini digunakan dalam Jalan Tol Cisumdawu, serta manfaat yang dihasilkan dari teknologi tersebut.

 

Pendahuluan

Jalan tol merupakan salah satu infrastruktur penting dalam sistem transportasi suatu negara. Pembangunan jalan tol yang efisien dan tahan lama sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu proyek jalan tol yang sedang berkembang di Indonesia adalah Jalan Tol Cisumdawu, yang menghubungkan wilayah Ciawi, Cileunyi, Sumedang, dan Dawuan. Proyek ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas antar kota dan daerah di Jawa Barat.

 

Gambar 1. Salah Satu Ruas Jalan Tol Cisumdawu. (Sumber: Bankbjb)

 

Jalan Tol Cisumdawu adalah proyek jalan tol dengan panjang sekitar 60,3 kilometer. Pada proses pembangunannya, tim teknis dari Kementerian PUPR memilih untuk menggunakan teknologi Geofoam sebagai pengganti timbunan tanah. Geofoam (Lestari, 2018) adalah bahan ringan yang terbuat dari polistirena ekspand (EPS) dan telah terbukti efektif dalam berbagai proyek konstruksi.

 

 

Teknologi Geofoam dalam Jalan Tol Cisumdawu

Salah satu aspek kunci dalam pembangunan jalan tol adalah konstruksi dasar jalan (subgrade) dan perkerasan. Konstruksi dasar jalan dilakukan dengan menggunakan timbunan tanah yang memerlukan banyak tanah, waktu, dan sumber daya yang ada. Namun, untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan proyek infrastruktur, teknologi baru yang lebih inovatif dan ramah lingkungan harus digunakan. Salah satu teknologi yang telah menjadi fokus utama dalam pembangunan infrastruktur adalah penggunaan Geofoam.

 

Apa itu Geofoam?

 

Gambar 2. Teknologi Geofoam Pada Jalan Tol Cisumdawu. (Sumber: Kompas.com)

 

 

Geofoam adalah bahan konstruksi ringan yang terbuat dari polistirena ekspand (EPS). EPS (Horvath, 1997) adalah bahan yang telah terbukti memiliki sifat isolasi termal yang baik dan tahan terhadap kerusakan akibat air dan bahan kimia. Geofoam adalah bahan konstruksi berupa busa polistirena yang memiliki kekuatan dan kepadatan yang tinggi.

 

Geofoam memiliki berbagai keunggulan, seperti bobot yang ringan, kekuatan yang tinggi, kemampuan mengurangi beban struktural, mudah dipasang, tidak memerlukan waktu yang lama untuk pengeringan, serta daya dukung yang stabil. Geofoam juga tahan terhadap kerusakan akibat air dan tidak mengalami penurunan volume, yang sering terjadi pada timbunan tanah biasa (Hidayat, 2011).

 

Selain itu, keunggulan Geofoam juga bisa dijadikan sebagai pengganti timbunan tanah karena lebih ringan, mudah dipasang, dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk pengeringan. Meskipun masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, penggunaan teknologi Geofoam dapat menjadi alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

 

Penggunaan Geofoam dalam Jalan Tol Cisumdawu

Pada proyek Jalan Tol Cisumdawu, Geofoam digunakan sebagai pengganti timbunan tanah di beberapa area yang membutuhkan stabilitas dan daya dukung yang tinggi. Salah satu alasan utama penggunaan Geofoam adalah kemampuannya untuk mengurangi beban struktural dan mempercepat proses konstruksi (Suhendra, 2011). Penggunaan Geofoam telah menjadi pilihan yang menarik di berbagai proyek konstruksi di seluruh dunia karena berbagai keunggulannya. Dalam proyek jalan tol Cisumdawu ini, Geofoam digunakan sebagai lapisan penopang di bawah perkerasan jalan.

 

Selain faktor-faktor teknis, penggunaan Geofoam juga memiliki manfaat lingkungan yang signifikan. Penggunaan Geofoam dapat mengurangi penggunaan tanah secara berkala, serta mengurangi dampak negatif pada lingkungan seperti erosi tanah dan perubahan aliran air (Zainudin, 2022). Hal ini sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang semakin ditekankan oleh pemerintah, aktivis lingkungan dan masyarakat.

 

Gambar 3. Ilustrasi Penggunaan Geofoam di Jalan Tol. (Sumber: Bloomberg Technoz)

 

Penggunaan Geofoam dalam proyek Jalan Tol Cisumdawu juga membantu mengatasi permasalahan yang sering terjadi akibat air tanah. Geofoam tidak terpengaruh oleh kelembaban atau air, sehingga dapat menjaga kestabilan dasar jalan dalam kondisi apapun (Clementio, 2018). Hal ini sangat penting mengingat daerah-daerah yang dilalui oleh jalan tol Cisumdawu ini cenderung memiliki musim hujan yang panjang.

 

Penggunaan Geofoam dalam Jalan Tol Cisumdawu juga memberikan manfaat lingkungan yang signifikan. Pengurangan penggunaan tanah sebagai timbunan tidak hanya mengurangi dampak pada lingkungan, tetapi juga membantu melestarikan lahan pertanian dan lingkungan alami yang berharga.

 

Manfaat Penggunaan Geofoam

Penggunaan Geofoam dalam proyek Jalan Tol Cisumdawu tidak hanya memberikan keuntungan teknis dan lingkungan, tetapi juga ekonomi. Penggunaan Geofoam dalam Jalan Tol Cisumdawu memberikan beberapa manfaat yang signifikan. Dengan berbagai keunggulan yang dimilikinya, teknologi Geofoam menjadi alternatif yang menarik dalam pembangunan infrastruktur, tidak hanya di Jalan Tol Cisumdawu, tetapi juga dalam proyek-proyek konstruksi lainnya di Indonesia. Dengan perencanaan yang baik dan penggunaan yang tepat, Geofoam dapat menjadi solusi yang berkelanjutan dalam pengembangan infrastruktur negara.

 

Gambar 4. Terowongan di Jalan Tol Cisumdawu. (Sumber: PRFM News-Pikiran Rakyat.com)

 

Menurut Hidayat (2011), berikut adalah beberapa manfaat utama yang dihasilkan dari teknologi Geofoam:

 

1. Mengurangi Beban Struktural

Geofoam memiliki bobot yang ringan, sehingga dapat mengurangi beban struktural pada tanah di bawah perkerasan jalan. Hal ini mengurangi risiko keruntuhan dan deformasi pada lapisan tanah yang mendasari jalan tol.

 

2. Meningkatkan Stabilitas dan Daya Dukung

Geofoam memiliki kekuatan yang tinggi dan daya dukung yang stabil. Pada Jalan Tol Cisumdawu, Geofoam memberikan stabilitas yang cukup untuk menahan beban lalu lintas yang berat. Geofoam membantu meningkatkan kestabilan dasar jalan, yang pada gilirannya meningkatkan daya tahan jalan terhadap beban lalu lintas.

 

3. Mempercepat Proses Konstruksi

Geofoam sangat ringan dan mudah diangkut, sehingga mempercepat proses konstruksi. Hal ini mengurangi biaya tenaga kerja dan waktu pengerjaan proyek. Penggunaan Geofoam memungkinkan proses konstruksi yang lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan timbunan tanah konvensional. Hal ini menghemat waktu dan biaya dalam pelaksanaan proyek.

 

4. Teknologi Berkelanjutan yang Ramah Lingkungan

Geofoam terbuat dari bahan daur ulang dan memiliki umur pakai yang panjang. Dengan menggunakan Geofoam, proyek konstruksi menjadi lebih ramah lingkungan dan berkontribusi pada upaya keberlanjutan. Penggunaan Geofoam mengurangi penggunaan tanah yang berharga dan mengurangi dampak erosi tanah serta perubahan aliran air.

 

Kesimpulan

Teknologi Geofoam telah memberikan alternatif yang inovatif dalam pembangunan infrastruktur, termasuk dalam proyek Jalan Tol Cisumdawu. Dalam proyek ini, penggunaan Geofoam sebagai pengganti timbunan tanah telah memberikan manfaat signifikan, seperti pengurangan beban struktural, stabilitas dan daya dukung yang tinggi, mempercepat proses konstruksi, dan peningkatan keberlanjutan. Dengan adanya teknologi Geofoam, pembangunan infrastruktur dapat dilakukan secara lebih efisien, aman, dan berkelanjutan.

 


Referensi

  1. Horvath, J. S. (1997). The compressible inclusion function of EPS Geofoam. Geotextiles and Geomembranes, 15(1-3), 77-120.
  2. Hidayat, I., & Suhendra, A. (2011). Aplikasi Geofoam Sebagai Material Timbunan Di Atas Tanah Lunak. ComTech: Computer, Mathematics and Engineering Applications, 2(1), 106-116.
  3. Lestari, A. S., & Clementio, J. (2018). Effek EPS Geofoam sebagai material pengisi terhadap nilai CBR laboratorium pada tanah kohesif daerah Bandung.
  4. Marfu’Ah, Nurul. (2019). Kapasitas Daya Dukung Elemen Blok Geokomposit Stabilisasi Limbah Aspal Buton (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
  5. Lat, D. C., Jais, I. B. M., Ali, N., Yunus, N. Z. M., Zarin, N. H. W. N., & Zainuddin, A. N. (2022). Consolidation integrated buoyancy equation for soft ground improved with lightweight polyurethane foam. IIUM Engineering Journal, 23(1), 1-12.

Penulis

Vivas Dwi Toti Divaldo merupakan Mahasiswa Universitas Lampung. Vivas merupakan salah satu Penulis Terbaik Nasional yang memenangkan event kejuaraan menulis yang diselenggarakan oleh Mahir Nulismedia pada tahun 2022.


Komentar dan Bagikan

Berikan komentarmu dan atau saran untuk meningkatkan kualitas artikel ini di kolom komentar! Anda juga dapat membagikan artikel ini kepada teman-teman atau kerabat yang sedang mencari informasi terkait melalui link sharing pada judul artikel.


Terima kasih para pembaca DepoBeta!