Rumah Cerdas (Smart Home) Sebagai Bangunan Infrastruktur Yang Lebih Hijau Dan Berkelanjutan (Sustainable and Green Building)

Rumah Cerdas (Smart Home) Sebagai Bangunan Infrastruktur Yang Lebih Hijau Dan Berkelanjutan (Sustainable and Green Building)

 

Di tengah perubahan iklim global dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan, Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang luar biasa, menemukan dirinya dalam posisi yang menantang. Keberlanjutan (sustainability) telah menjadi kata kunci dalam upaya menjaga keindahan alam dan kehidupan yang kita nikmati saat ini agar bisa dinikmati oleh generasi mendatang. Namun, tantangan ini tidak bisa diatasi dengan cara konvensional saja, di sinilah konsep "Rumah Cerdas" atau smart home muncul sebagai bagian integral dari solusi untuk masa depan yang lebih hijau (green building).

 

Rumah Cerdas adalah rumah yang menggabungkan teknologi untuk meningkatkan kenyamanan, efisiensi, keamanan dan keberlanjutan (Tejani, 2011). Rumah Cerdas diprediksi menjadi konsep rumah masa depan yang telah tiba pada saat ini. Rumah bukan lagi hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga menjadi rekan pintar yang responsif terhadap kebutuhan dan preferensi penghuninya. Pentingnya "keberlanjutan" dalam konteks ini tidak bisa diabaikan dimana keberlanjutan lingkungan adalah konsep yang mencakup dalam menjaga dan melestarikan sumber daya alam serta mengurangi dampak negatif yang dihasilkan oleh aktivitas manusia (Widodo,2021).

 

Artikel ini menjabarkan konsep beserta manfaat, tantangan dan peluang pada aplikasi Rumah Cerdas.

 

Rumah Cerdas Penting Dalam Mendukung Infrastruktur Yang Lebih Hijau Dan Berkelanjutan

Rumah Cerdas dapat membantu mengurangi konsumsi energi secara signifikan. Dengan sistem otomatisasi yang cerdas, rumah dapat diatur dengan menggunakan fitur manajemen daya, dan menghemat hingga 40% energi yang digunakan. Efisiensi manajemen berdampak terhadap pengurangan biaya dan emisi karbon (Daintree, 2020).

 

Faktor keamanan pada Rumah Cerdas juga dapat ditingkatkan. Misalnya, layanan keamanan mendeteksi pergerakan di rumah untuk mengidentifikasi penyusup potensial atau untuk memperingatkan pintu dan jendela yang terbuka (Coskun, 2018).

 

Rumah Cerdas juga dapat memberikan kenyamanan yang disesuaikan dengan gaya hidup penghuni. Pengendalian lingkungan yang dimiliki oleh Rumah Cerdas mencakup kemampuan untuk mengontrol secara otomatis komponen rumah seperti termostat, ventilaor, pencahayaan, maupun peralatan rumah sehingga efektif mengurangi tenaga kerja rumah tangga (Wilson, 2017).

 

Gambar 1. Ilustrasi Rumah Cerdas (sumber: Hindawi, 2022)

 

Teknologi Apa Saja Yang Dimanfaatkan Dalam Penggunaan Rumah Cerdas Di Indonesia?

Rumah Cerdas tidak akan ada tanpa teknologi canggih yang mendukung. Teknologi sangat berperan penting untuk meningkatkan nilau rumah menjadi lebih efisien, lebih nyaman, dan lebih berkelanjutan (Velivela, 2019). Rumah Cerdas menggunakan aplikasi canggih yang dapat diakses dengan menggunakan smartphones atau tablet (lihat Gambar 2 sebagai ilustrasi).

 

Gambar 2. Ilustrasi Manajemen Rumah Cerdas dengan menggunakan teknologi aplikasi (sumber: Spire Research, 2021)

 

Beberapa contoh teknologi yang dapat diterapkan pada Rumah Cerdas, antara lain:

 

1. Binary Unit Systems (BUS)

Bus adalah sistem komunikasi yang mentransfer data antar perangkat di dalam Rumah Cerdas. Berbagai jenis bus dapat digunakan untuk melakukan transfer data sesuai dengan protokol yang dibutuhkan, untuk berkomunikasi antara satu komponen/perangkat dengan perangkat lain.

 

2. Interfaces

Interfaces atau Antarmuka memungkinkan komunikasi antara perangkat yang berbeda. Pada komunikasi antara perangkat-ke-perangkat, antarmuka hanyalah protokol digital, sedangkan komunikasi manusia-ke-perangkat, umumnya mencakup semacam pengontrol dan tampilan. Sehingga, orang yang melakukan pengendalian dapat melihat apa yang dilakukan.

 

3. Sensors

Sensor digunakan untuk menentukan status suatu lingkungan dengan mendeteksi berbagai parameter yang dibutuhkan. Contohnya, parameter suhu, kelembaban, cahaya, kebisingan dan gerak. Contoh lainnya, antara lain sensor khusus yang dapat mendeteksi asap dan karbon monoksida, serta sensor jarak yang dapat mendeteksi pintu dan jendela terbuka atau menutup. Sensor juga dapat mendeteksi status perangkat dan lokasi perangkat.

 

4. Aktuator

Aktuator adalah perangkat mekanis atau listrik seperti motor dan sakelar. Umumnya aktuator ditempatkan di rumah pintu, tirai jendela, pembuka dan penutup pintu garasi, jendela, maupun sakelar lampu.

 

5. Controllers

Controller diperlukan untuk mengirim sinyal ke perangkat lain untuk memulai operasi atau menjadi bagian dari perangkat yang lebih besar untuk mengontrol beberapa perangkat.

 

6. Network (Jaringan)

Semua komunikasi di dalam rumah terjadi pada beberapa jenis jaringan, baik kabel atau nirkabel. Dalam jaringan kabel, perlengkapan dipasang ke dinding dan dikaitkan dengan daya utama pasokan, sehingga data akan menyebar untuk mengaktifkan atau menonaktifkan tujuan berbagai hal. Sebagian besar otomatisasi Rumah Cerdas pada saat ini sudah dilakukan secara nirkabel, menggunakan Wi-Fi maupun Bluetooth.

 

Apa Saja Dampak Penerapan Rumah Cerdas Di Indonesia?

Rumah Cerdas dapat memberikan manfaat jangka panjang yang signifikan pada negara Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan. Beberapa dampak antara lain:

 

1. Pemanfaatan Energi Berkelanjutan

Dengan penggunaan teknologi Rumah Cerdas yang lebih luas, Indonesia dapat mencapai energi berkelanjutan dengan penghematan energi (Velivela, 2019). Hal ini akan mengurangi beban pada infrastruktur energi dan membantu mengatasi tantangan pasokan energi di beberapa daerah.

 

2. Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

Rumah Cerdas membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengoptimalkan penggunaan energi dan mengintegrasikan energi terbarukan (Daintree, 2020). Hal ini akan mendukung komitmen Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim global.

 

3. Kenyamanan dan Produktivitas

Rumah Cerdas juga berperan dalam meningkatkan kenyamanan dan produktivitas penghuninya. Lingkungan yang lebih nyaman dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat (Velivela, 2019).

 

Tantangan dan Peluang Penerapan Rumah Cerdas?

Sementara adopsi teknologi Rumah Cerdas di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat, ada sejumlah tantangan dan peluang unik yang perlu diperhatikan. Tantangan yang dihadapi sebagai berikut:

 

1. Biaya

Meskipun semakin terjangkau, beberapa teknologi Rumah Cerdas masih dianggap mahal oleh sebagian masyarakat Indonesia. Ini bisa menjadi hambatan untuk adopsi yang lebih luas (Velivela, 2019).

 

2. Konektivitas Internet

Meskipun perkembangan jaringan internet di Indonesia terus berkembang, konektivitas yang stabil belum tersedia di semua wilayah. Ini dapat mempengaruhi kinerja sistem Rumah Cerdas (Velivela, 2019).

 

Namun, peluang yang diberikan dan dapat dimanfaatkan pada aplikasi Rumah Cerdas antara lain:

 

1. Kebutuhan Akan Keamanan

Kebutuhan akan sistem keamanan yang andal sangat tinggi di Indonesia. Rumah Cerdas menawarkan solusi yang efektif dalam meningkatkan keamanan rumah.

 

2. Penghematan Energi

Dengan kendala pasokan energi dan peningkatan harga energi di beberapa daerah, teknologi Rumah Cerdas yang menghemat energi dapat menjadi pilihan yang menarik bagi pemilik rumah.

 

3. Pemerintah dan Dukungan Kebijakan

Pemerintah Indonesia semakin memperhatikan isu-isu keberlanjutan dan teknologi hijau. Ini berarti ada potensi insentif atau dukungan kebijakan untuk adopsi teknologi Rumah Cerdas.

 

Kesimpulan

Rumah Cerdas mengintegrasikan teknologi yang cerdas untuk meningkatkan efisiensi energi, mengurangi dampak lingkungan, dan menciptakan kenyamanan yang luar biasa bagi penghuninya. Dari pencahayaan pintar hingga penggunaan energi terbarukan, Rumah Cerdas adalah solusi inovatif untuk tantangan lingkungan yang dihadapi oleh Indonesia. Masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan di Indonesia melalui Rumah Cerdas adalah investasi dalam lingkungan, ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat. Dengan terus mendorong inovasi dan adopsi teknologi ini, Indonesia dapat bergerak menuju masa depan yang lebih baik dan lebih hijau.

 


Referensi

  1. Ardiani, Y. M. (2018). Smart home design in Indonesia. Arteks : Jurnal Teknik Arsitektur, 3(1), 71–78. https://doi.org/10.30822/arteks.v3i1.55.
  2. Chou, J. (2021). A scoping review of ontologies relevant to design strategies in response to the UN Sustainable Development Goals (SDGS). Sustainability, 13(18), 10012.
  3. Coskun, A.; Kaner, G.; Bostan, ˙I. Is smart home a necessity or a fantasy for the mainstream user? A study on users’ expectations of smart household appliances. Int. J. Des. 2018, 12, 7–20)
  4. Daintree Networks, “The value of wireless lighting control,” July 8 2010.
  5. Griggs, D., Smith, M. S., Gaffney, O., Rockström, J., Öhman, M., Shyamsundar, P., Steffen, W., Glaser, G., Kanie, N., & Noble, I. (2013). Sustainable development goals for people and planet. Nature, 495(7441), 305–307. https://doi.org/10.1038/495305a.
  6. Panayiotou, G., Agathokleous, R. A., Florides, G. A., & Christodoulides, P. (2020). Assessment of energy potential for heat recovery in the EU industry. Journal of Physics, 1687, 012027.
  7. Prasetyo, N. A., Prabawati, A. G., & Suyoto, S. (2019). Smart Home: Power electric monitoring and control in Indonesia. International Journal of Interactive Mobile Technologies, 13(03), 143.
  8. Tejani, D., Al-Kuwari, A. M. A. H., & Potdar, V. (2011, May 1). Energy conservation in a smart home. https://doi.org/10.1109/dest.2011.5936632.
  9. Velivela,Arigela, Rao,Madhuri, Gopinath, Srija , Krishna , Avula. Smart Homes: Steps, Components, Utilities and Challenges, Science Pubco, 13 Sept. 2019.
  10. Widodo, D., Kristianto, S., Susilawaty, A., & Mastutie, F. (2021, September 1). Ekologi dan Ilmu Lingkungan.
  11. Wilson, C., Hargreaves, T., Hauxwell-Baldwin, R. (2017) Benefits and risks of smart home technologies. Energy Policy 2017, 103, 72–83. http://doi.org/10.1016/j.enpol.2016.12.047.
  12. Fulton, A. (2022). The Future of Smart Homes, Connected, Complementary, Conscious. https://www.newsweek.com/future-smart-homes-connected-complementary-conscious-1667957

 


Penulis

Fildza Rizky Fridasari merupakan seorang lulusan Institut Teknologi Bandung pada jurusan Teknik Industri. Fildza memiliki berbagai pengalaman berbagai di bidang keahlian dan organisasi. Salah satunya adalah pengalaman berorganisasi dan menulis pada saat aktif di organisasi kemahasiswaaan Keluarga Mahasiswa (KM) ITB. 


Komentar dan Bagikan

Berikan komentarmu dan atau saran untuk meningkatkan kualitas artikel ini di kolom komentar! Anda juga dapat membagikan artikel ini kepada teman-teman atau kerabat yang sedang mencari informasi terkait melalui link sharing pada judul artikel.


Terima kasih telah membaca Beta Infrastructure Review