Seringkali ketika kita berkendara, sesekali akan mengalami guncangan yang mengakibatkan ketidaknyamanan. Salah satu penyebab guncangan tersebut adalah ketidakrataan jalan. Nah, artikel kali ini akan membahas ketidakrataan jalan. Definisi kerataan jalan, bagaimana harusnya kerataan jalan didesain, hingga bagaimana cara mengukur kerataan jalan akan dibahas tuntas.
Portabel Light Weight Deflectometer (LWD) juga dikenal sebagai Light Falling Weight Deflectometer (Light FWD). Perangkat portabel LWD pertama kali dikembangkan di Jerman untuk mengukur modulus dinamis dari tanah. Biasanya, modulus digunakan untuk mengevaluasi tingkat pemadatan di bawah tanah. LWD cocok untuk digunakan untuk memeriksa kualitas pemadatan pada perkerasan jalan, permukaan tanah, tanggul dan tanah timbunan.
Kualitas jalan dan lalu lintas yang handal dan aman menjadi tujuan bersama untuk memenuhi amanat pencapaian infrastruktur jalan yang termaktub dalam UU RI No.38/2004 tentang Jalan. Kualitas jalan yang baik membantu meningkatkan kenyamanan kita pengguna jalan, mengurangi angka kecelakaan, dan mengurangi kerugian lainnya. Sebagai warga yang baik, kita dapat turut berperan aktif dengan cara mengawasi dan melaporkan ke pihak terkait, bila menemukan kondisi jalan yang kurang baik, sehingga kondisi jalan senantiasa dalam keadaan laik pakai.
Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Rambu Lalu Lintas dan Marka Jalan merupakan sama-sama prasarana lalu lintas perlengkapan jalan yang diletakkan dengan sesuai kebutuhan pada lokasi jalan tersebut. Fungsi dan bentuk dari Rambu dan Marka yang membedakan antara keduanya. Rambu Lalu Lintas berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi Pengguna Jalan, sedangkan Marka Jalan berfungsi untuk mengarahkan arus Lalu Lintas dan membatasi daerah kepentingan Lalu Lintas.
Irigasi merupakan komponen yang sangat penting dalam mewujudkan peningkatan pembangunan sektor pertanian di Indonesia. Tapi sangat disayangkan bahwa data (SDA PU, 2018) menunjukkan kalau kondisi dan fungsi prasarana irigasi di Indonesia masih belum optimal. Padahal, pertanian merupakan salah satu sektor penting yang memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional Indonesia. Sektor pertanian di Indonesia berkontribusi dalam menyediakan bahan pangan dan bahan baku industri, penymbang PDB Indonesia, penghasil devisa, dan penyerap tenaga kerja. Dari data Kementerian Pertanian (2015), kontribusi sektor pertanian terhadap PDB rata-rata mencapai 10,26 % dengan pertumbuhan sekitar 3,90 % selama periode 2010-2014.