Mengenal Teknologi Building Information Modeling (BIM) pada Penerapan Proyek Infrastruktur

Mengenal Teknologi Building Information Modeling (BIM) pada Penerapan Proyek Infrastruktur

 

Building Information Modeling (BIM) adalah suatu sistem yang mencakup penciptaan model tiga dimensi (3D) dengan penambahan informasi data-data yang dikemas dalam skema yang cerdas sehingga memungkinkan untuk menyimpan dan mengatur dokumen, koordinasi dan simulasi selama seluruh siklus proyek infrastruktur, dimulai dari tahap rencana, desain, bangun, operasi, hingga pemeliharaan.

 

BIM pada dasarnya adalah suatu data model yang dapat diekstraksi, dipertukarkan, atau diolah oleh suatu software atau perangkat lunak. BIM dapat digunakan oleh berbagai stakeholder, baik perencana desain, perencana supervisi, kontraktor, supplier, developer hingga pemilip proyek, baik itu pihak swasta maupun lembaga pemerintah. BIM dalam digunakan dalam berbagai tahap, mencakup perencanaan, perancangan desain, pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan bangunan dan beragam infrastruktur fisik, seperti air, sampah, listrik, gas, utilitas komunikasi, jalan, kereta api, jembatan, pelabuhan, dan terowongan.

 

Teknologi BIM pada saat ini banyak diterapkan oleh berbagai proyek infrastruktur. Hal ini dikarenakan BIM menawarkan berbagai manfaat, diantaranya manajemen kualitas data yang tinggi, penyelesaian proyek yang lebih cepat, manajemen biaya yang dapat diandalkan, transparansi pada pengolahan data informasi proyek, mendeteksi konflik dan kesalahan sedini mungkin, dan kecelakaan yang lebih sedikit pada proyek. Ilustrasi manfaat BIM dapat dilihat pada Gambar 1.

 


Gambar 1. Manfaat BIM

 

Level Penerapan BIM

Terdapat berbagai definisi tentang tingkat atau level penerapan BIM pada suatu proyek. Secara umum, pendefinisian level penerapan BIM dikelompokkan dalam tiga tingkatan, dimulai dari level 0 (nol) hingga level 3 (tiga). Beberapa negara seperti Inggris dan Singapore telah menyaratkan penggunaan BIM level 2 pada proyek infrastruktur. Berikut adalah definisi dari tiap tingkatan BIM:


Level 0 BIM

Level 0 (nol) merupakan tingkatan paling rendah pada BIM. Pada Level 0 tidak ada kolaborasi sama sekali. Proyek hanya diselesaikan dengan bantuan perangkat lunak dengan Computer Aided Design (CAD) 2-Dimensi (2D). Keluaran output dan distribusi hasil kerja hanya disampaikan melalui bentuk kertas atau cetakan elektronik, atau campuran keduanya (sumber: NBS National BIM Report 2017).

 

Level 1 BIM

Level 1 (satu) pada BIM biasanya mencakup pekerjaan 3D CAD untuk pekerjaan konsep, dan 2D untuk penyusunan dokumentasi. Sebagai referensi, di UK, standar dokumen CAD diatur dalam British Standard (BS) Code 1192:2007. Pada level ini, distribusi data secara elektronik mulai dilakukan pada system yang biasa disebut dengan Common Data Environment (CDE). CDE ini umumnya dikelola oleh kontraktor pelaksana dan dibagikan dengan pengguna jasa dan konsultan perencana.

Untuk mencapai BIM Level 1, Scottish Futures Trust menyarankan beberapa pertimbangan yang harus dipenuhi:

  • Peran dan tanggung jawab harus disepakati oleh para stakeholder.
  • Konvensi penamaan kode spesifik proyek dan file penamaan harus diadopsi.
  • Penggunaan "Common Data Environment" (CDE) sebagai sistem manajemen dokumen elektronik harus diadopsi, untuk memungkinkan informasi dibagikan antara semua anggota tim proyek.
  • Hirarki informasi yang sesuai harus disetujui yang mendukung konsep CDE dan tempat penyimpanan dokumen.

 

Level 2 BIM

Level 2 (dua) pada BIM umumnya dapat dilihat dari tingkat kolaborasi dan memerlukan "proses pertukaran informasi yang khusus untuk proyek itu dan dikoordinasikan antara berbagai sistem dan peserta proyek". Setiap perangkat lunak CAD yang digunakan masing-masing pihak harus dapat mengekspor ke salah satu format file umum seperti IFC (Industry Foundation Class) atau COBie (Construction Operations Building Information Exchange). Ini adalah salah satu contoh metode kerja yang telah ditetapkan sebagai target minimum oleh pemerintah Inggris untuk semua pekerjaan di sektor publik.

 

Level 3 BIM

Level 3 pada implementasi BIM mencakup beberapa karakteristik, yaitu model BIM dapat dilihat dan diakses secara  online, pembuatan model proyek project dengan konstruksi sequencing, serta manajemen informasi untuk biaya dan life-cyclenya.


BIM Level 3 juga diharapkan memenuhi beberapa aspak tambahan, seperti pembuatan serangkaian standar baru 'Data Terbuka' internasional. Pembentukan kerangka kontrak baru untuk proyek-proyek yang telah diadakan dengan BIM untuk memastikan konsistensi. Penciptaan lingkungan budaya yang kooperatif, berusaha untuk belajar dan berbagi. Melatih klien sektor publik dalam penggunaan teknik BIM seperti, persyaratan data, metode operasional, dan proses kontrak.

 


Gambar 2. Level penerapan BIM (sumber PBC today)

 

Multi Dimensi Penerapan BIM

Secara umum, definisi multi dimensi pada penerapan BIM dijelaskan sebagai berikut:


Multi dimensi penerapan BIM (sumber First in Architecture)
Gambar 3. Multi dimensi penerapan BIM (sumber: First in Architecture)

 

Perangkat Lunak (Software) BIM

Konsep BIM telah ada sejak tahun 1970-an. Alat perangkat lunak pertama yang dikembangkan untuk memodelkan bangunan muncul pada akhir 1970-an dan awal 1980-an, dan termasuk produk workstation seperti Chuck Eastman Building Description System, GLIDE, RUCAPS, Sonata, Reflex dan Gable 4D Series. Istilah Building Information Modeling (BIM) baru popular pada tahun 2000-an. Pada tahun 2002, Autodesk merilis laporan white paper berjudul "Building Information Modeling" (Autodesk, 2002).

 

Berdasarkan laporan NBS National tentang BIM pada tahun 2017, perangkat lunak yang popular digunakan antara lain: Autodesk Revit (untuk arsitektural, struktur, dan mekanikal elektrikal, Graphisoft ArchiCAD, Autodesk AutoCAD, Autodesk AutoCAD LT, Nemetscheck Vectorworks, Bentley Microstation, Trimble Sketchup (sebelumnya dikenal dengan Google Sketchup), Bentley AECOsim Building Designer, dan Nemetscheck Allplan.

 

Persentase Penggunaan Perangkat Lunak BIM (sumber: NBS)
Gambar 4. Persentase Penggunaan Perangkat Lunak BIM (sumber: NBS)

 

Berbagai perangkat lunak untuk BIM (sumber: BIM corner)
Gambar 5. Berbagai perangkat lunak untuk BIM (sumber: BIM corner)

 


Referensi

  1. Autodesk. 2002. Building Information Modeling. San Rafael, CA, Autodesk, Inc.
  2. PCSG. 2020. https://www.designingbuildings.co.uk/wiki/Building_information_modelling_BIM
  3. BIM Today. 2018. What is BIM. https://www.pbctoday.co.uk/news/bim-news/what-is-bim/40457/
  4. RMJM. 2020. An Introduction to BIM. https://www.rmjm.com/building-information-modelling-an-introduction-to-bim/
  5. Richard McPartland. 2014. BIM Levels Explained. https://www.thenbs.com/knowledge/bim-levels-explained
  6. Marcin Pszczolka. 2020. Which BIM Software to Use? Top List. https://bimcorner.com/which-bim-software-to-use/
  7. First in Architecture. 2020. The Advantages of BIM and its Future. https://www.firstinarchitecture.co.uk/the-advantages-of-bim-and-its-future/
  8. Biancoblue. 2020. Freepik images.

Penulis

ALI ARYO BAWONO adalah seorang penulis aktif yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 12 tahun. Termasuk diantaranya pengembangan project The Ultimate Public Transport System, Electromobility in Megacities, dan inovasi Precast Bendable Concrete untuk aplikasi infrastruktur jalan di Singapura. Ali telah menulis buku ECC for Electrified Roadway in Megacities. Dia menerbitkan lebih dari 20 publikasi, termasuk jurnal Tier 1 dan prosiding terkemuka. Ali Bawono mendapatkan gelar Dr.-Ing. dalam bidang Teknik Sipil Electromobility dari Technische Universität München (TUM) Jerman dan Joint PhD di Nanyang Technological University (NTU) of Singapore dengan spesialisasi Material Science.


Komentar dan Bagikan

Berikan komentarmu dan atau saran untuk meningkatkan kualitas artikel ini di kolom komentar! Anda juga dapat membagikan artikel ini kepada teman-teman atau kerabat yang sedang mencari informasi terkait melalui link sharing pada judul artikel.


Terima kasih para pembaca DepoBeta!