Kami menggunakan cookies untuk membuat pengalaman Anda lebih baik. Untuk mematuhi petunjuk e-Pribadi yang baru, kami perlu meminta persetujuan Anda untuk menyetel cookies. Pelajari lebih lanjut .
Pekerjaan SFO ini terdiri atas tiga pekerjaan utama, yaitu scrapping adalah pengupasan perkerasan lama menggunakan Cold Milling. Dan dua pekerjaan lainnya adalah Filling dan Overlay adalah pengukuran suhu hotmix, penghamparan aspal menggunakan Asphalt Finisher, serta pemadatan aspal menggunakan Tandem Vibratory Roller dan Pneumatic Tire Roller.
Jalan perkerasan lentur atau aspal masih menjadi pilihan di berbagai lokasi di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan jalan aspal memiliki kelebihan dibandingkan jalan beton seperti biaya yang relatif sedikit lebih murah, dan permukaan jalan aspal yang lebih halus bila dibandingkan jalan beton. Sehingga pengendara pada umumnya akan merasa lebih nyaman melintasi jalan aspal. Adapun kekurangan jalan aspal diantaranya penyerapan suhu yang lebih tinggi sehigga relatif lebih panas, dan juga umur layan jalan aspal yang lebih rendah dibandingkan jalan beton. Guna mendapatkan umur layan yang tinggi, salah satu faktor penting dalam konstruksi jalan aspal adalah proses pemadatan.
Berdasarkan data dari Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum (2011), deposit Asbuton mencapai sekitar 662 juta ton. Dengan deposit Asbuton terbesar sebesar 638.2 juta ton yang terbesar terletak di Kabupaten Buton. Dan deposit sebesar 24.2 juta ton terletak di Kabupaten Buton Utara.
At the moment, Singapore together with Hong Kong, Tokyo, Seoul, and Beijing is leading with their transportation system. Not satisfied with the current system, Singapore has a long term plan to improve their transportation system. According to the Global Competitiveness Index (GCI) Report 2015/2016, overall, out of 140 countries, Singapore placed in second position behind Switzerland with USA and Germany following in third and fourth respectively. While the other five largest members of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) are far behind: namely Malaysia (18th), Thailand (32nd), Indonesia (37th), the Philippines (47th), and Vietnam (56th).
Artikel ini akan membahas lingkup survei kondisi jalan dan teknologi yang dapat digunakan, yaitu Kendaraan Survei Kondisi Jalan. Terlebih lagi, sensor yang digunakan pada kendaraan survei kondisi jalan akan dijabarkan secara umum.
Falling Weight Deflectometer (FWD) telah digunakan sejak lama untuk penilaian kualitas dan untuk input dalam desain perkerasan. Alat uji lapangan yang masuk dalam kategori Non-Destructive Test (NDT) ini umumnya digunakan dalam pengujian perkerasan jalan dan telah lama digunakan di berbagai negara. Perencana jalan menggunakan FWD untuk melakukan evaluasi pada daya dukung, umur manfaat, dan desain overlay yang dapat diterapkan pada desain jalan dengan menggunakan metoda back calculation. Artikel kali ini membahas alat dan cara kerja FWD yang telah dituangkan dalam Manual Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metoda Lendutan.
Seringkali ketika kita berkendara, sesekali akan mengalami guncangan yang mengakibatkan ketidaknyamanan. Salah satu penyebab guncangan tersebut adalah ketidakrataan jalan. Nah, artikel kali ini akan membahas ketidakrataan jalan. Definisi kerataan jalan, bagaimana harusnya kerataan jalan didesain, hingga bagaimana cara mengukur kerataan jalan akan dibahas tuntas.
Artikel kali ini membahas material yang digunakan pada bronjong, keunggulan dan kekurangan bronjong, serta contoh penggunaan bronjong sebagai penahan longsor dan juga sebagai elemen arstiektural.
Portabel Light Weight Deflectometer (LWD) juga dikenal sebagai Light Falling Weight Deflectometer (Light FWD). Perangkat portabel LWD pertama kali dikembangkan di Jerman untuk mengukur modulus dinamis dari tanah. Biasanya, modulus digunakan untuk mengevaluasi tingkat pemadatan di bawah tanah. LWD cocok untuk digunakan untuk memeriksa kualitas pemadatan pada perkerasan jalan, permukaan tanah, tanggul dan tanah timbunan.
Proses manual pengadukan saringan agregat dengan tangan hanya dapat digunakan untuk aplikasi yang tidak memerlukan tingkat efisiensi, akurasi, dan pengulangan yang tinggi. Hasil sangat bergantung pada operator dan dapat sangat bervariasi, sehingga sangat tidak dapat diandalkan akurasinya. Berbeda dengan menggunakan mesin. Artikel ini membahas kelebihan dari penggunaan mesin, dan juga jenis-jenis mesin pengaduk.