Pemanfaatan Aspal Buton (Asbuton) untuk Konstruksi Jalan di Indonesia

Pemanfaatan Aspal Buton (Asbuton) untuk Konstruksi Jalan di Indonesia

 

Indonesia memiliki sumber aspal alam yang cukup berlimpah, yaitu aspal alami yang ditemukan di pulau Buton, atau sering disingkat sebagai aspal Buton atau Asbuton. Asbuton merupakan salah satu aset sumber daya alam asli di Indonesia dan dapat ditemukan di pulau Buton, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Indonesia sangat beruntung karena tidak semua negara memiliki aspal alam. Selain Indonesia, hanya beberapa negara di dunia yang memiliki sumber daya aspal alami, diantaranya Amerika (United States), Kanada, Venezuela, Albania, Italia, Rusia, China, Madaskar, Nigeria, Zaire, dan Filipina.

 

Berdasarkan data dari Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum (2011), deposit Asbuton mencapai sekitar 662 juta ton. Dengan deposit Asbuton terbesar sebesar 638.2 juta ton yang terbesar terletak di Kabupaten Buton. Dan deposit sebesar 24.2 juta ton terletak di Kabupaten Buton Utara.

 

Dengan sumber daya alam aspal yang cukup besar, Kementerian Pekerjaan Umum mendukung pemanfaatan sumber daya alam lokal Indonesia dengan cara memanfaatkan Asbuton pada jalan-jalan di Indonesia. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 35/PRT//M.2006 tentang Peningkatan Pemanfaatan Aspal Buton untuk Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan, yang mengatur kegiatan eksploitasi dan eksplorasi Asbuton di Pulau Buton.

 

Terlebih lagi, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum mulai menetapkan target pemakaian asbuton 76.000 ton pada awal terbitnya Peraturan Menteri tersebut, walau hanya terealiasi 4000 ton. Akan tetapi, Direktorat Jenderal Bina Marga selalu berusaha untuk memanfaatkan Asbuton, terbukti dari usaha penetapan target pada tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 2008 target pemakaian 25.000 ton (terealisasi 13.000 ton), tahun 2009 target 32.000 ton (terealisasi 21.000 ton, dan tahun 2010 target 33.000 (terealisasi 25.000 ton). Pada realisasi terlihat bahwa realisasi pemanfaatan masih jauh dari target dikarenakan beberapa kendala, diantaranya masalah produksi dan distribute. Akan tetapi, terlepas dari melesetnya realisasi dari target pemakaian, Direktorat Jenderal Bina Marga dinilai telah berperan aktif dalam penggunaan material lokal.

 

Guna mendukung pemanfaatan Asbuton, Kementerian Pekerjaan Umum juga menerbitkan Pedoman Spesifikasi Teknis Campuran Beraspal dengan Asbuton nomor 10/SE/M/2013 pada tahun 2013. Spesifikasi teknis ini mencakup ketentuan atau persyaratan bahan dan campuran beraspal, baik untuk campuran beraspal panas yang menggunakan asbuton maupun untuk campuran beraspal hangat yang menggunakan asbuton. Tipe campuran beraspal, baik untuk campuran beraspal panas yang menggunakan asbuton maupun campuran beraspal hangat yang menggunakan asbuton, terdiri atas campuran beraspal untuk lapis aus (wearing course, WC), campuran beraspal untuk lapis antara (binder course, BC), dan campuran beraspal untuk lapis fondasi (base course, Base).

 

Setiap jenis campuran beraspal panas (Hot Mix Asphalt, HMA) yang menggunakan aspal pen 60 dengan asbuton butir tipe B5/20 atau dengan asbuton butir B30/25 atau dengan asbuton butir tipe B50/30 yang disebut dengan HMA_Asb-WC, HMA_Asb-BC, dan HMA_Asb- Base. Untuk setiap jenis campuran beraspal panas yang menggunakan aspal dimodifikasi dengan asbuton disebut dengan HMA_Asb-WC dimodifikasi, HMA_Asb-BC dimodifikasi, dan HMA_Asb-Base dimodifikasi. Adapun untuk campuran beraspal hangat (Warm Mix Asphlat, WMA) yang menggunakan peremaja hangat dengan asbuton butir tipe B5/20 atau tipe B30/25 atau asbuton butir tipe B 50/30 disebut dengan WMA_Asb-WC, WMA_Asb-BC, dan WMA_Asb-Base.

 

Asbuton merupakan jenis aspal yang diperoleh dari alam, sehingga kandungan bitumen atau aspal dan karakteristiknya berbeda-beda tergantung asal quarry-nya atau asal deposit. Beberapa jenis asbuton yang umum diproses dan digunakan antara lain: asbuton butir jenis Buton Granular Asphalt (BGA), asbuton butir Lawele Granular Asphalt (LGA), dan asbuton semi-ekstraksi.

 

Asbuton Butir BGA

Asbuton butir Buton Granular Asphalt (BGA) umumnya digunakan untuk memodifikasi dan meningkatkan kualitas aspal. Umumnya dilakukan dengan melakukan substitusi dengan kadar 5-10% dari total campuran. Asbuton butir BGA terdiri atas empat tipe berdasarkan karakteristik penetrasi dan kadar bitumennya, yaitu 5/20, 15/20, 15/25, dan 20/ 25 (dibaca: penetrasi/kadar bitumen).

 

Asbuton Butir LGA

Asbuton butir Lawele Granular Asphalt (LGA) umumnya digunakan sebagai substitusi aspal minyak. Umumnya asbuton butir LGA digunakan untuk substitusi aspal minyak pada jenis perkerasan Lapis Penetrasi Makadam Asbuton (LPMA) hingga kadar 100%. Akan tetapi, perkerasan ini hanya dapat difungsikan pada jalan dengan beban lalu lintas rendah. Asbuton butir LGA umumnya diproduksi dengan karakteristik 40/25 (penetrasi/kadar bitumen).

 

Asbuton Semi-Ekstraksi

Asbuton dapat diekstraksi untuk mencapai 50% level kemurnian atau bahkan lebih. Akan tetapi, umumnya asbuton tidak dapat langsung digunakan sebagai bahan perkerasan aspal karena masih relative keras dan masih mengandung sedikit mineral. Untuk itu, asbuton semi ekstraksi ditambah dengan aspal minyak dengan proporis asbuton semi ekstraksi 20% dan aspal minyak 80%. Proses asbuton semi ekstraksi dapat dilihat pada Gambar 1.

 

Asbuton semi ekstraksi digunakan untuk memodifikasi dan meningkatkan kualitas aspal minyak guna mencapai ketahanan temperatur tinggi, dan perkerasan yang dihasilkan dapat difungsikan pada jalan dengan beban lalu lintas berat.

 

Asbuton full-ekstraksi hingga saat ini masih dalam tahap uji coba, dengan pertimbangan biaya produksi dan kualitas yang didapat.

 

Gambar 1. Proses Asbuton Semi Ekstraksi (sumber: Pravianto, 2013)

 


Referensi

  • Direktorat Jenderal Bina Marga. 2013. Pedoman Spesifikasi Teknis Campuran Beraspal dengan Asbuton Nomor 10/SE/M/2013. Kementerian Pekerjaan Umum.
  • Willy Pravianto. 2013. Kumpulan Teknologi Asbuton. Kementerian Pekerjaan Umum.
  • Kementerian Pekerjaan Umum. 2006. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 35/PRT//M.2006 tentang Peningkatan Pemanfaatan Aspal Buton untuk Pemeliharaan dan Pembangunan Jalan. Kementerian Pekerjaan Umum.
  • Wika Bitumen. 2020. https://www.wikabitumen.co.id/?la=in

Penulis

ALI ARYO BAWONO adalah seorang penulis aktif yang pada saat ini bekerja pada insititut penelitian dan pengembangan TUMCREATE yang berlokasi di Singapura. Bawono juga melakukan studi doktoral bidang teknik sipil di dua universitas Technical Univesity of Munich (TUM), Germany dan Nanyang Tecnological University (NTU) of Singapore. Sebelumnya, Bawono menyelesaikan pendidikan S1 teknik sipil di Institut Teknologi Bandung, dan S2 bidang transportasi di TUM jerman.


Komentar dan Bagikan

Berikan komentarmu dan atau saran untuk meningkatkan kualitas artikel ini di kolom komentar! Anda juga dapat membagikan artikel ini kepada teman-teman atau kerabat yang sedang mencari informasi terkait melalui link sharing pada judul artikel.


Terima kasih para pembaca DepoBeta!