Kami menggunakan cookies untuk membuat pengalaman Anda lebih baik. Untuk mematuhi petunjuk e-Pribadi yang baru, kami perlu meminta persetujuan Anda untuk menyetel cookies. Pelajari lebih lanjut .
Pada dunia rekayasa sipil, Prof. Ir. R. M. Sedyatmo dikenal sebagai seorang ahli yang telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan teknologi pondasi. Salah satu pencapaiannya yang paling mencolok adalah pengembangan dan penerapan pondasi cakar ayam, suatu inovasi yang mengubah paradigma dalam pembangunan infrastruktur modern.
Prof. Ir. R. M. Sedyatmo dikenal sebagai salah satu tokoh yang membawa dampak besar saat ini dalam dunia teknik sipil Indonesia sehingga dijuluki “Si Kancil” karena kecerdikannya dalam menyelesaikan permasalahan teknis yang kompleks.
Artikel ini akan mengulas secara singkat hidupnya, pencapaian terkemuka yang telah beliau raih, serta karya – karya inspiratif yang telah dihasilkannya dalam memajukan bidang teknik sipil di Indonesia.
Prof. Ir. R.M. Sedyatmo lahir di Karanganyar, Jawa Tengah pada 24 Oktober 1909. Putra dari Raden Mas Pandji Hatmo Hudoyo dan R. Ayu. Sarsani Mangunkusumo. Beliau adalah seorang insinyur Indonesia.
Beliau menempuh pendidikan SMP di Meer Uitgebried Lager Onderwijs (MULO) di Surakarta. Dilanjutkan dengan menempuh pendidikan SMA di Algemene Middle-bare School (AMS) di Yogyakarta. Lalu melanjutkan pendidikan kuliah di Technische Hogescholl (THS) yang sekarang disebut (ITB) Bandung. Menyelesaikan pendidikannya di THS pada tahun 1934. Dan bekerja sebagai insinyur perencanaan di berbagai instansi pemerintah.
Gambar 1. Foto Prof. Ir. R. M. Sedyatmo (sumber: pelajaranasep)
Inovasi terbesar yang dikembangkan oleh Prof. Ir. R. M. Sedyatmo adalah pondasi cakar ayam. Pondasi ini memperoleh namanya dari bentuknya yang menyerupai cakar ayam yang memanjang ke dalam tanah. Keunggulan pondasi cakar ayam terletak pada kemampuannya menahan beban struktural dengan efisien, terutama pada tanah lunak atau labil yang sulit untuk mendukung beban berat.
Pondasi cakar ayam bekerja dengan prinsip memanfaatkan kedalaman tanah yang signifikan, menciptakan stabilitas yang sangat baik. Hal ini memungkinkan pembangunan di daerah-daerah dengan kondisi tanah yang sebelumnya dianggap tidak layak untuk konstruksi berat. Dengan demikian, metode ini membuka peluang baru untuk pengembangan infrastruktur di wilayah-wilayah yang sebelumnya sulit diakses.
Penemuan ini dimulai ketika beliau menjabat sebagai pejabat PLN. Saat itu beliau harus membangun tujuh menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa – rawa Ancol Jakarta. Hasilnya, dua menara berhasil dibangun dengan sistem pondasi konvensional. Sedangkan lima lainnya terbengkalai. Karena waktu yang mendesak, sedangkan pondasi konvensional tidak bisa diterapkan di rawa – rawa, maka dicarilan sistem baru. Kemudian beliau mencetuskan ide membangun menara di atas pondasi plat beton. Plat beton di dukung pipa – pipa beton di bawahnya, pipa dan plat di jadikan menjadi satu (melekat) dan mencengkram tanah lembek dengan lebih kuat. Hasil temuan beliau di namakan pondasi cakar ayam.
Beberapa kelebihan dari struktur pondasi cakar ayam antara lain:
Stabilitas yang Tinggi: Pondasi cakar ayam memberikan stabilitas yang tinggi karena menembus lapisan tanah yang lebih keras dan kokoh.
Efisiensi Struktural: Metode ini memanfaatkan kekuatan tanah di kedalaman tertentu, mengurangi risiko terhadap pergerakan tanah.
Fleksibilitas Penggunaan: Cocok untuk berbagai jenis bangunan, terutama di daerah dengan tanah lunak atau berlapis.
Dampak Lingkungan yang Rendah: Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan karena tidak memerlukan penggalian yang dalam.
Mengatasi Tantangan Geoteknikal: Mampu menangani tantangan geoteknikal yang kompleks, seperti tanah lempung atau berair.
Pondasi cakar ayam telah sukses diterapkan dalam berbagai proyek konstruksi, termasuk pembangunan gedung tinggi, jembatan, dan infrastruktur lainnya. Keberhasilan penerapannya tidak hanya terbatas pada Indonesia, namun juga telah menarik perhatian di tingkat internasional.
Banyak struktur telah menerapkan sistem yang dikembangkan oleh Prof. Sedijatmo ini, termasuk namun tidak terbatas pada: ratusan menara tegangan tinggi PLN, hangar pesawat dengan rentang 64 m di Jakarta dan Surabaya, area antara runway dan taxiway, serta apron di Bandara Sukarno-Hatta Jakarta, jalan akses Pluit-Cengkareng, pabrik pupuk di Surabaya, fasilitas kolam renang dan tribun di Samarinda, jalan tol Palembang-Indralaya, dan ratusan gedung bertingkat di berbagai kota.
Sistem pondasi cakar ayam ini juga telah mendapatkan pengakuan luas di berbagai negara dan telah memperoleh paten internasional di 40 negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, India, RRC, Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Arab Saudi, Bahrain, Srilanka, Brazil, Qatar, Uni Soviet, Burma, Mesir, Afrika Selatan, Portugal, Spanyol, Argentina, Cile, Australia, Brunei Darussalam, Selandia Baru, Maroko, Jerman Barat, Jerman Timur, Inggris, Prancis, Italia, Belgia, Kanada, Amerika Serikat, Jerman Barat, Belanda, dan Denmark (sumber: Provinsi Jogjakarta)
Bandara mulai dibangun pada tahun 1980 dengan nama JIA-C (Jakarta International Airport - Cengkareng). JIA-C dibangun untuk memindahkan penerbangan komersial dari Kemayoran dan Halim Perdanakusuma (HLP), sehingga mampu mendukung pesawat Boeing B 747 – 200. Luas runway, taxiway dan apron 1,2 juta m2 memerlukan 240.000 pipa beton.
Pembangunan bandara dengan pemanfaatan teknologi konstruksi cakar ayam ini sempat ditinjau Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto pada 31 Januari 1983. Apron B terminal 2 Bandara Internasional Juanda, dibangun dengan struktur cakar ayam tahun 1975 dana masih beroperasi sampai 1978. Saat ini masih digunakan untuk parking pesawat Garuda B 777 – 300ER dan A 330 – 300.
Gambar 2. Foto Bandara Udara Juanda (sumber: suarasurabaya.net, 2017)
Teknologi Pondasi Cakar Ayam juga dimanfaatkan pada infrastruktur Bandara polonia yang terletak di Medan, Indonesia. Bandara ini melayani penerbangan ke kota – kota besar. Bandara ini memiliki luas 144 hektar. Panjang landasan pacu adalah 2.900 meter, sementara yang dapat digunakan sepanjang 2.625 meter (sehingga terdapat displaced threshold sebesar 275 meter).
Gambar 3. Foto Bandara Polonia (Sumber: Merdeka.com, 2023)
Melalui kontribusi besar Prof. Ir. R. M. Sedyatmo, pondasi cakar ayam telah menjadi solusi inovatif dalam mengatasi tantangan rekayasa tanah di berbagai belahan dunia. Inovasi ini bukan hanya menciptakan fondasi yang kuat secara struktural, tetapi juga membuka pintu untuk pembangunan di wilayah-wilayah yang sebelumnya dianggap tidak mungkin. Pondasi cakar ayam menjadi warisan berharga dalam dunia rekayasa sipil, mengukir namanya sebagai seorang visioner yang menghadirkan solusi terdepan bagi tantangan konstruksi modern.
Zulfa Amalia merupakan penulis aktif yang memiliki pengalaman lebih dari empat tahun. Zulfa merupakan alumni Universitas Gunadarma.
Berikan komentarmu dan atau saran untuk meningkatkan kualitas artikel ini di kolom komentar! Anda juga dapat membagikan artikel ini kepada teman-teman atau kerabat yang sedang mencari informasi terkait melalui link sharing pada judul artikel.