Kami menggunakan cookies untuk membuat pengalaman Anda lebih baik. Untuk mematuhi petunjuk e-Pribadi yang baru, kami perlu meminta persetujuan Anda untuk menyetel cookies. Pelajari lebih lanjut .
Salah satu elemen penting dalam konstruksi adalah material. Sebagian besar biaya proyek digunakan untuk memenuhi kebutuhan material. Namun, pada praktiknya, banyak proyek menimbulkan sisa material konstruksi.
Sisa material konstruksi dalam jumlah besar merupakan masalah serius yang dapat terjadi dalam proyek. Hal ini dapat mempengaruhi keselamatan kerja, menimbulkan limbah, dan menyebabkan pemakaian biaya yang kurang efisien. Untuk mencegahnya, maka diperlukan perencanaan yang matang. Artikel ini akan membahas penyebab, cara mengelola, dan mengendalikan sisa material konstruksi.
Menurut Hartono, Widi dkk (2015), beberapa faktor penyebab terjadinya sisa material konstruksi, antara lain:
1. Desain yang Kurang tepat
Salah satu penyebab tersisanya material adalah perubahan desain dari developer. Biasanya, hal ini terjadi karena perencanaan yang kurang matang. Selain itu, informasi gambar yang kurang jelas juga bisa mengakibatkan kontraktor melakukan kesalahan pengadaan material. Sehingga, perlu dilakukan pembongkaran dan penggantian material. Hal tersebut juga bisa timbul ketika informasi gambar yang diberikan kepada kontraktor terlalu kompleks. Akibatnya, kontraktor melakukan kesalahan dan perlu melakukan pembongkaran.
2. Pengadaan Material Konstruksi Tidak Terencana
Beberapa kesalahan yang dapat terjadi ketika melakukan pemesanan material adalah:
3. Penggunaan Material Tidak Tepat
Penggunaan material yang tidak tepat juga dapat menyisakan material. Contohnya, kerusakan pada material yang terjadi saat proses pemindahan material dari truk ke tempat pelaksanaan proyek. Penyebab lainnya adalah ketidaktelitian ketika menerima material dari supplier material konstruksi sehingga terdapat material yang cacat. Pengaturan lokasi yang kurang baik dan pekerja yang ceroboh juga bisa menyebabkan material tercecer.
4. Kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) Tidak Efisien
Kinerja SDM yang tidak efisien karena tidak terlatih dapat menyebabkan sisa material konstruksi. Contohnya, pekerja yang kurang berpengalaman bekerja dengan buruk sehingga menimbulkan kerusakan pada material.
5. Manajemen Konstruksi Lemah
Iswinarno (2016) menyatakan bahwa sisa material konstruksi bangunan juga dapat bersumber dari manajemen konstruksi yang buruk. Manajemen konstruksi yang buruk mencakup masalah komunikasi, pengawasan dan pengendalian yang buruk, kurangnya koordinasi, dan sebagainya.
6. Keadaan Lokasi Kurang Baik
Faktor lainnya adalah keadaan lokasi yang buruk, seperti terjadinya kemacetan, masalah pencahayaan, kondisi tanah yang buruk, dan lokasi konstruksi yang sulit diakses.
7. Faktor Eksternal
Faktor eksternal juga bisa menimbulkan sisa material proyek konstruksi. Faktor eksternal biasanya meliputi kejadian-kejadian yang tidak terduga. Contohnya, cuaca buruk, kecelakaan, pencurian, perayaan festival, atau kerusakan yang ditimbulkan oleh orang lain.
Gambar 1. Perencaan Desain Sebuah Proyek (Sumber: Pickpik)
Terdapat pendekatan konsep 3R untuk memanfaatkan sisa material konstruksi (Asnudin, 2010). Konsep 3R mencakup Reduce, Recycle, dan Reuse, yaitu:
Berdasarkan hasil penelitian, jenis material yang paling sering tersisa adalah cat, keramik, bata, semen, koral, pasir, kayu bekisting, semen, dan besi tulangan (Putra, 2018). Pengelolaannya bergantung pada jenis bahan material.
Berikut ini adalah beberapa contoh untuk cara mengelola berdasarkan jenis material konstruksi.
Apabila jenis material untuk kontruksi yang tersisa adalah besi, maka Anda bisa menggunakannya kembali untuk proyek yang lain. Namun, tidak semua besi yang tersisa bisa digunakan. Biasanya, terdapat besi yang tidak bisa digunakan lagi karena ukurannya yang tidak sesuai.
Jika setelah proyek Anda selesai masih ada pasir yang tersisa, Anda bisa menggunakannya lagi sebagai urugan lantai, pemadatan halaman, peninggian lantai, atau pengecoran.
Semen juga bisa digunakan sebagai adonan beton. Sama seperti pasir, Anda juga bisa menggunakan semen yang tersisa untuk pengecoran.
Gambar 2. Pendekatan Konsep 3R untuk Memanfaatkan Sisa Material (Sumber: Pixahive)
Pengendalian sisa material dapat memberikan manfaat, seperti mempermudah pekerjaan, menghemat biaya, dan mendukung proyek yang ramah lingkungan. Meskipun sisa material tidak dapat dihindari, namun Anda dapat meminimalkan jumlahnya (Alfarizi, 2019). Beberapa cara untuk mengendalikan sisa material adalah:
1. Membuat Perencanan Desain
Saat membuat perencanaan, akan lebih baik jika dibuat gambar yang terperinci dan jelas untuk meminimalkan kesalahan. Setelah desain selesai dibuat, sebaiknya minimalkan perubahan. Sebab, perubahan desain dapat mengakibatkan masalah, seperti ketidaksesuaian material. Ketika membuat desain, tentukan modul setiap ruang dan hubungan antarruang. Sesuaikan dengan ukuran dan jenis material untuk meminimalkan timbulnya sisa material.
2. Melakukan Alokasi Material
Sewaktu melakukan alokasi material, perhatikan sistem transportasi, jadwal pengadaaan, dan jumlah material yang ditampung. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan material. Selain itu, hati-hati saat melakukan pemesanan agar tidak terjadi kesalahan. Upayakan untuk membeli sesuai dengan kebutuhan agar tidak terjadi pemborosan.
3. Menyimpan Material pada Tempat yang Aman
Anda juga perlu memperhatikan tempat penyimpanan material. Pastikan tempat yang Anda gunakan dapat melindungi material dari pengaruh cuaca atau iklim. Sehingga, material tidak menjadi rusak.
4. Menggunakan Tenaga SDM yang Terampil
Sewaktu merekrut pekerja, pilihlah pekerja dengan pengalaman yang memadai. Sebab, pekerja yang tidak kompeten dapat meningkatkan peluang kesalahan dalam bekerja. Pastikan mereka mampu membuat cetakan beton yang sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
Ingatkan para pekerja untuk menggunakan material dengan hati-hati. Pilihlah pekerja yang bisa merencanakan pemotongan material dengan tepat. Agar semakin terampil, Anda dapat mengadakan pelatihan bagi para pekerja.
Gambar 3. Tempat Penyimpanan Material Konstruksi (Sumber: Pexels)
Ada berbagai penyebab timbulnya sisa material konstruksi dalam jumlah besar. Misalnya, perubahan desain dari developer, ketidaktelitian saat menghitung estimasi jumlah material yang diperlukan, dan sebagainya.
Untuk mengatasinya, Anda dapat melakukan proses daur ulang, pengurangan, dan penggunaan kembali. Namun, pencegahan sejak awal merupakan cara yang paling efektif. Walapun kemungkinan besar material masih akan tetap tersisa. Namun, dengan mempelajari penyebab, cara mengelola, dan pengendalian, akan membantu Anda untuk meminimalisir timbulnya sisa material yang berlebih.
Cindy Larasati merupakan lulusan Politeknik Negeri Sriwijaya dan memiliki pengalaman bekerja di PT PLN. Cindy merupakan pemenang 15 besar pada Lomba Penulisan Artikel Tingkat Nasional.
Berikan komentarmu dan atau saran untuk meningkatkan kualitas artikel ini di kolom komentar! Anda juga dapat membagikan artikel ini kepada teman-teman atau kerabat yang sedang mencari informasi terkait melalui link sharing pada judul artikel.