Kami menggunakan cookies untuk membuat pengalaman Anda lebih baik. Untuk mematuhi petunjuk e-Pribadi yang baru, kami perlu meminta persetujuan Anda untuk menyetel cookies. Pelajari lebih lanjut .
Beton adalah material yang dihasilkan dari pencampuran semen, agregat kasar, agregat halus, pasir, air, dan aditif (Rabbani, Sichab & Rasio Hepiyanto, 2017). Material beton sering digunakan dalam proyek konstruksi. Bahkan, lebih sering bila dibandingkan material konstruksi lain seperti kayu, besi, ataupun material lainnya.
Beton bisa dipakai dalam pembuatan struktur bangunan, seperti pembuatan fondasi, plat, balok, kolom. Beton juga bisa dipakai dalam pembuatan struktur jembatan, seperti pada abutment jembatan dan perkerasan jalan jembatan (Irianto dkk, 2023).
Secara umum, beton dikelompokkan menjadi tiga kategori menurut beratnya. Ketiga kelompok ini meliputi:
Pengadukan beton dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin molen. Mesin molen adalah mesin pengaduk yang dipakai untuk membantu para pekerja konstruksi (Husin, Iskandar, 2021). Mesin molen dilengkapi dengan komponen-komponen yang mencakup drum, rangka mesin, bantalan, poros, motor listrik, baut dan mur, serta pulley.
Hasil adukan beton dengan mesin molen lebih merata daripada cara manual. Penggunaan mesin cor juga tepat diaplikasikan saat volume pengecoran cukup banyak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ginting, Rahelina dkk (2020), material beton yang diaduk menggunakan mesin molen memiliki kuat tekan beton yang lebih baik dan konsisten daripada yang diaduk secara manual dengan pengujian pada umur 28 hari. Walaupun, tentu saja material beton dengan sistem Ready Mix memiliki kuat tekan yang paling baik dan lebih konsisten.
Selain mengaduk beton, mesin molen juga dapat digunakan untuk mengaduk mortar. Mortal terbuat dari campuran semen, pasir, dan air yang dipakai untuk aplikasi plesteran, lantai, pasangan, dan sebagainya (Hidayat, Syarif).
Menurut kapasitasnya, mesin molen terdiri atas beberapa jenis (Achmad, Hisyam Hafis & Hari Supriyanto, 2021).
Truk molen juga dapat digunakan untuk mengangkut beton, misalnya truk molen dengan kapasitas 3m3 yang umumnya disebut dengan truk mixer mini. Truk ini bersifat lebih fleksibel karena berukuran kecil. Sehingga, dapat mengakses jalan yang sempit. Sedangkan, truk molen yang memiliki kapasitas 7m3 disebut truk mixer standar (Ready Mix Concrete). Karena memiliki ukuran yang lebih besar, truk molen ini tidak dapat mengakses jalan yang sempit (Nababan, Juanda, 2017).
Secara umum, para kontraktor skala kecil hingga menengah, lebih memilih untuk menyewa mesin molen daripada melakukan pembelian dikarenakan alasan utama dimana harga mesin molen yang cukup tinggi. Tentunya pemilihan investasi ini juga diputuskan berdasarkan pertimbangan nilai proyek dan juga lokasi proyek.
Gambar 1. Truk Molen (Idi Sumardi, Pexels, 2021)
Berikut ini adalah perbedaan pengadukan beton dengan mesin moleh dan manual:
Perbedaan antara pengadukan beton secara manual dan menggunakan mesin molen terletak pada volume pekerjaan. Pengadukan beton biasanya dilakukan untuk volume beton yang sedikit, yaitu lebih kecil dari 10m3. Metode ini juga dapat dilakukan saat tidak ada mesin molen atau terdapat situasi yang tidak memungkinkan untuk pemakaian mesin.
Sementara itu, pengadukan beton menggunakan mesin molen umumnya dilakukan ketika volume pekerjaan relatif banyak dan memerlukan tingkat akurasi yang tinggi (Putra, Heriansyah, 2021). Biasanya, metode ini dilakukan ketika kebutuhan beton lebih besar dari 10 m3.
Pengadukan yang dilakukan secara manual menggunakan alat yang sederhana. Contohnya, sekop dan cangkul. Sedangkan, pengadukan dengan mesin dilakukan dengan cara memakai mesin yang disebut molen. Dengan menggunakan mesin, proses pengadukan menjadi lebih mudah dan cepat. Pemakaian mesin juga sangat membantu ketika adukan beton sangat kental dan sulit diaduk secara manual.
Pengadukan beton secara manual dimulai dengan mencampurkan kerikil dan pasir sampai merata. Sedangkan, pengadukan menggunakan mesin dimulai dengan menuangkan air sesuai dengan desain rencana ke dalam wadah pengaduk.
Pengadukan dengan metode manual membutuhkan waktu yang relatif lama dan cenderung tidak praktis (Agung, Muhammad, 2011). Berbeda dengan metode manual, pengadukan dengan mesin lebih praktis dan lebih cepat.
Gambar 2. Metode Pengadukan Manual (Iniabasi Udosen, Wikimedia Commons, 2017)
Langkah-langkah pengadukan beton dengan mesin molen adalah:
Setelah proses pengadukan selesai dilakukan dan menghasilkan campuran yang homogen, langkah-langkah yang perlu dilakukan selanjutnya mencakup:
Pengadukan beton dengan mesin molen dapat meminimalkan biaya serta menghasilkan adukan yang lebih homogen. Jika Anda memilih untuk mengaduk beton dengan mesin molen, pastikan mesinnya sudah disetujui pemakaiannya. Selain itu, mesin molen juga harus diputar sesuai dengan ketentuan dari pabrik pembuatnya.
Berikut ini adalah beberapa tips mengaduk beton dengan mesin molen.
Waktu pengadukan dapat memberikan pengaruh terhadap kualitas beton yang dihasilkan. Apabila prosesnya terlalu sebentar, maka hasil adukannya akan menjadi tidak merata. Sebaliknya, apabila diaduk terlalu lama, akan terjadi hal-hal berikut.
Selain memperhatikan waktu pengadukan, Anda juga perlu mengawasi kekentalan campuran beton (Zulkarnain, Fahrizal, 2022). Hal ini dilakukan dengan cara memeriksa nilai slump dan menyesuaikannya dengan jarak pengangkutan. Data yang perlu dicatat selama proses pengadukan meliputi:
Mesin molen dapat digunakan untuk mengaduk campuran material beton dengan volume yang relatif banyak. Penggunaan mesin molen dapat menghasilkan campuran yang lebih homogen bila dibandingkan dengan metode manual. Sewaktu mengaduk beton dengan mesin molen, pastikan Anda mengawasi kekentalan campuran beton dan memperhatikan waktu pengadukannya.
Cindy Larasati merupakan lulusan Politeknik Negeri Sriwijaya dan memiliki pengalaman bekerja di PT PLN. Cindy merupakan pemenang 15 besar pada Lomba Penulisan Artikel Tingkat Nasional.
Berikan komentarmu dan atau saran untuk meningkatkan kualitas artikel ini di kolom komentar! Anda juga dapat membagikan artikel ini kepada teman-teman atau kerabat yang sedang mencari informasi terkait melalui link sharing pada judul artikel.