Kami menggunakan cookies untuk membuat pengalaman Anda lebih baik. Untuk mematuhi petunjuk e-Pribadi yang baru, kami perlu meminta persetujuan Anda untuk menyetel cookies. Pelajari lebih lanjut .
Industri konstruksi di Indonesia telah memasuki era transformasi digital yang dikenal sebagai Konstruksi 4.0. Penerapan teknologi digital, seperti Building Information Modeling (BIM) dan platform digital, telah menjadi bagian integral dari proyek konstruksi di tanah air (Construction Plus Indonesia, 2022) . Inovasi dalam teknologi konstruksi, seperti penggunaan drone untuk survei dan pemantauan, telah menjadi trend yang popular.
Transformasi ini membawa dampak signifikan dalam berbagai aspek, mulai dari efisiensi hingga keberlanjutan. Integrasi teknologi dalam proyek konstruksi bukan lagi merupakan pilihan, melainkan kebutuhan yang mendesak (Utomo, 2019). Dalam era persaingan global dan tuntutan akan efisiensi, teknologi menjadi kunci utama dalam meningkatkan produktivitas sehingga penting untuk memahami secara mendalam mengapa
Ekskavator adalah alat yang berfungsi untuk menggali, memindahkan, dan meratakan tanah. Sekopnya yang bergerigi akan menancap ke tanah. Kemudian, sekop tersebut akan mengeruknya dan menuangkannya ke dalam dump truck (Bingham, Caroline, 2005). Selain itu, ekskavator juga bisa membuat kemiringan, memecahkan batu, memindahkan material, dan sebagainya (Adinata, Hasrudi, 2018). Dengan bucket-nya, ekskavator dapat menggali tanah untuk membuat lubang, parit, dan pondasi.
Cargo lift merupakan alat yang berfungsi untuk memudahkan pekerjaan konstruksi dengan mengangkut barang secara vertikal. Dengan cargo lift, barang dapat dipindahkan dengan lebih mudah, aman, dan efisien (Soehartono, Ahmad Irfan, 2020).
Penggunaan Building Information Modelling (BIM) untuk menggantikan computer-aided design (CAD) menjadi isu yang seringkali memicu perdebatan, terutama di kalangan praktisi. CAD telah menjadi andalan selama puluhan tahun di dunia arsitektur-teknik-konstruksi, sehingga tidak mudah menggantinya dengan BIM. CAD menyediakan kemampuan kerja dan visualisasi yang mumpuni dalam melakukan pekerjaan desain arsitektur dan teknik, sementara BIM merupakan alat baru yang mencoba menggantinya dalam bentuk tiga dimensi.
Teknologi BIM pada saat ini banyak diterapkan oleh berbagai proyek infrastruktur dikarenakan menawarkan berbagai manfaat, diantaranya manajemen kualitas data yang tinggi, penyelesaian proyek yang lebih cepat, manajemen biaya yang dapat diandalkan, transparansi pada pengolahan data informasi proyek, mendeteksi konflik dan kesalahan sedini mungkin, dan kecelakaan yang lebih sedikit pada proyek.