Kami menggunakan cookies untuk membuat pengalaman Anda lebih baik. Untuk mematuhi petunjuk e-Pribadi yang baru, kami perlu meminta persetujuan Anda untuk menyetel cookies. Pelajari lebih lanjut .
Dalam tiap bangunan terdapat dinding yang menjadi elemen penyekat antar ruangan maupun penyekat antar bagian dalam gedung dengan bagian luar gedung. Dinding merupakan bagian non struktur dalam bangunan sehingga dapat menggunakan material yang tidak terlalu kuat karena tidak menanggung beban struktur. Material yang digunakan pada dinding berbiaya rendah bila dibandingkan material struktur. Terdapat dua material umum yang digunakan pada dinding, yaitu batu bata atau juga dikenal bata merah, dan bata ringan atau juga dikenal dengan hebel.
Artikel kali ini akan membahas secara kelebihan dan kekurangan dari bata merah dan bata ringan dari beberapa faktor, antara lain karakteristik, harga, kekuatan material, dan produktivitas pekerjaan pasangan dinding dengan material terkait.
Gambar 1. Pekerja melakukan pekerjaan pasangan dinding bata merah (Sumber: Kuprevich, 2020)
Gambar 2. Pekerja melakukan pekerjaan pasangan dinding bata ringan hebel (Sumber: Tongstocker1987, 2020)
Batu bata merah adalah bata yang dibuat dari tanah liat yang dicetak kemudian dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering, mengeras dan berwarna kemerah-merahan. Tanah yang digunakan adalah jenis tanah yang liat sehingga bisa menyatu saat proses pencetakan. Karena itulah, rumah yang dindingnya dibangun dari material bata merah akan terasa lebih nyaman dan dingin. Ilustrasi pembuatan bata merah dapat dilihat pada Gambar 3.
Batu bata merah secara umum memiliki karakteristik yang keras, tahan api, tahan terhadap pelapukan, sehingga berperan penting dalam membuat pasangan dinding. Batu bata merah memiliki spesifikasi berat jenis kering (ρ) 1500 kg/m3, berat jenis normal (ρ) 2000 kg/m3, dan kuat tekan 2,5 – 25 N/mm².
Gambar 3. Ilustrasi pembuatan bata merah
Dikutip dari studi Pusoko (2017), bata ringan atau bata hebel adalah bata yang terbuat dari campuran semen, pasir silica, kapur, air dan bahan pengembang. Pembuatan dilakukan dengan metoda autoclave dengan uap air tekanan tinggi. Saat pencampuran pasir kwarsa, semen, kapur, gypsum, air, dan alumunium pasta, terjadi reaksi kimia. Bubuk alumunium bereaksi dengan kalsium hidroksida yang ada di dalam pasir kwarsa dan air sehingga membentuk hidrogen. Gas hidrogen ini kemudian membentuk gelembung-gelembung udara di dalam campuran beton, yang kemudian menjadikan volumednya dua kali lebih besar daripada volume semula.
Harga dari material bata ringan (hebel) relatif lebih mahal daripada bata merah. Sebagai referensi, Prapto (2017) melakukan studi perbandingan harga per 1 m2 dari kedua material. Berdasarkan hasil studi, harga per satuan untuk bata merah lebih murah dibandingkan dengan bata ringan, yaitu Rp 650,00 berbanding Rp 8.150,00. Sedangkan, untuk total harga satuan berdasarkan biaya pemasangan tiap 1 m2 dinding bata merah adalah Rp 60.146,00. Sedangkan, total harga satuan untuk biaya pemasangan tiap m2 dinding bata ringan adalah Rp 92.100,00, atau sekitar 150% dari harga pasangan dinding bata merah.
Harga diatas merupakan harga yang dipakai pada tahun 2017 di Provinsi DI Yogyakarta. Harga tersebut dapat bervariasi dari segi lokasi dan waktu.
Beberapa keunggulan dari bata bata merah antara lain:
Beberapa kelebihan dari bata ringan (hebel) antara lain:
Salah satu kekurangan batu bata merah adalah tingkat kesulitan untuk membuat pasangan bata yang rapi, dan membutuhkan siar yang besar sehingga cenderung boros dalam penggunaan material perekatnya, mengakibatkan kualitas yang kurang beragam dan ukuran yang beragam sehingga menghasilkan waste yang banyak. Di lain sisi, bata ringan dapat diangkut dengan lebih mudah, dan pelaksanaannya lebih cepat daripada pemakaian bata biasa. Serta tidak diperlukan plesteran yang tebal.
Dari hasil studi Pusoko (2017), disimpulkan untuk produktivitas pekerjaan seorang pekerja untuk pasangan dinding bata ringan dengan perekat dalam satu hari adalah 17 m2. Sedangkan, untuk pasangan bata merah dalam satu hari adalah 10 m2. Dengan kata lain. produktivitas seorang pekerja untuk menyelesaikan pasangan dinding bata ringan 1,7 kali lebih cepat dibandingkan dengan pasangan bata merah. Dengan perbedaan kecepatan ini, pemilihan material bata ringan dapat meningkatkan percepatan proyek, sehingga berpotensi untuk menghemat biaya proyek dari segi waktu dan otomatis pada biaya pekerja.
Karakteristik dari masing-masing bata merah dan bata ringan, beserta kelebihan dan kekurangannya dirangkum dalam table sebagai berikut:
Tabel 1. Ringkasan perbandingan bata merah dan bata ringan hebel
Ringkasan | Bata Merah | Bata Ringan Hebel |
Karakteristik | Ukuran kecil, Berat, Memerlukan siar banyak | Ukuran besar, Ringan, Tidak memerlukan siar yang banyak |
Peredam Panas | Menyerap panas | Tidak menyerap panas |
Ketahanan Api | Tahan api | Tidak tahan api |
Biaya | Relatif murah | Mahal |
Kekuatan | Kuat tekan tinggi | Kuat tekan lebih tinggi dibandingkan bata merah |
Kerapihan | Memerlukan keahlian untuk mendapatkan hasil yang rapih | Mudah dikerjakan untuk mendapatkan hasil yang rapih |
Produktivitas | Lambat | Cepat |
Waste | Banyak waste | Tidak banyak waste tersisa |
ALI BAWONO adalah seorang penulis aktif yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 10 tahun di bidang infrastruktur, termasuk penelitian dan pengembangan Electromobility for Megacities di perusahaan TUMCREATE yang berlokasi di Singapura. Bawono menyelesaikan studi doktoral bidang Infrastruktur di Technical University of Munich (TUM), Germany dan bidang Material Science di Nanyang Technological University (NTU) of Singapore. Sebelumnya, Bawono menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung, dan S2 bidang Sistem Transportasi di TUM, Germany.
Berikan komentarmu dan atau saran untuk meningkatkan kualitas artikel ini di kolom komentar! Anda juga dapat membagikan artikel ini kepada teman-teman atau kerabat yang sedang mencari informasi terkait melalui link sharing pada judul artikel.