Kami menggunakan cookies untuk membuat pengalaman Anda lebih baik. Untuk mematuhi petunjuk e-Pribadi yang baru, kami perlu meminta persetujuan Anda untuk menyetel cookies. Pelajari lebih lanjut .
Bambu banyak digunakan sebagai bahan bangunan untuk struktur dan komponen bangunan pelengkap pada rumah dan infrastruktur lainnya. Selain ringan dan tahan terhadap gempa, bambu mudah digunakan dan diperbaiki saat terjadi kerusakan serta ramah lingkungan.
Bambu disebut sebagai bahan bangunan yang ramah lingkungan karena memerlukan energi yang lebih sedikit untuk produksi. Kinerjanya dapat ditingkatkan melalui proses pengawetan, karena mampu menyerap CO2 dan menghasilkan O2, serta ikut andil dalam mengurangi efek rumah kaca.
Pertumbuhan pohon bambu cukup cepat, yaitu sekitar tiga (3) hingga lima (5) tahun (Artiningsih, 2012). Memanfaatkan bambu sebagai bahan bangunan perlu diiringi dengan pelestariannya. Salah satu cara melestarikannya adalah dengan menggunakan lahan-lahan yang terlantar dan kurang produktif untuk membudidayakan bambu.
Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat menggunakan bambu untuk struktur bangunan karena bambu juga memiliki kekurangan. Salah satunya adalah bambu gampang terbakar. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah daya tahan bambu. Serta, bambu rentan terhadap serangga dan jamur.
Ada beragam jenis bambu yang tersedia di Indonesia. Beberapa jenis bambu yang sering dimanfaatkan untuk struktur bangunan adalah Bambu Ampel, Bambu Petung, Bambu Legi, dan Bambu Wulung.
Sebagai material yang sering digunakan untuk struktur bangunan, bambu memiliki kelebihan dan kekurangan. Bambu memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut.
1. Mudah Ditanam
Pohon bambu mudah ditanam, dan juga proses penanaman bambu tidak memerlukan biaya yang besar. Bahkan, tidak diperlukan pemeliharaan secara khusus. Siapa pun bisa menanam bambu menggunakan peralatan yang sederhana.
2. Masa Panen Lebih Cepat Dibandingkan Kayu
Bambu dengan kondisi yang baik dapat segera didapatkan saat berusia 3 hingga 5 tahun. Tidak seperti kayu yang pada umumnya baru siap dimanfaatkan setelah berusia 20 hingga 50 tahun.
Selain masa panennya lebih cepat daripada kayu, bambu juga memiliki sifat elastis. Karena memiliki sifat ini, struktur bambu memiliki daya tahan yang baik terhadap angin dan gempa.
Bambu merupakan bahan yang ringan dan memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan bangunan bentang lebar. Selain itu, karena bambu memiliki sifat yang fleksibel, bambu dapat dibentuk menjadi bentuk-bentuk lengkung (Maurina dkk, 2014).
Namun, menggunakan bambu untuk struktur bangunan memiliki kekurangan, seperti:
1. Rentan Terhadap Serangga dan Jamur
Karena sering diserang oleh jamur dan serangga, struktur bangunan yang menggunakan bambu cenderung tidak tahan lama. Sehingga, struktur bangunan yang terbuat dari bambu dan tidak diawetkan hanya dapat bertahan sementara.
2. Gampang Terbakar
Selain itu, bambu juga memiliki sifat gampang terbakar. Akan tetapi ada beberapa cara untuk membuat bambu lebih tahan terhadap api. Namun, dibutuhkan biaya tambahan untuk melakukannya.
Pembangunan yang memanfaatkan bambu menggunakan pendekatan yang mirip seperti kayu. Komponen-komponen bangunan seperti atap, dinding, dan lantai dihubungkan dan bergantung satu sama lain.
1. Bambu Sebagai Pondasi
Memasukkan bambu ke dalam pondasi beton, meletakkan bambu di atas pondasi beton atau batu, bambu sebagai tulangan beton, dan bambu kontak tanah secara langsung merupakan beberapa jenis pemanfaatan bambu sebagai pondasi.
Sewaktu memanfaatkan bambu sebagai pondasi, hal yang perlu dilakukan adalah menjaganya agar tidak kontak dengan tanah secara langsung. Sebab, hal tersebut dapat menyebabkan bambu yang tidak diawetkan cepat menjadi busuk.
Selain digunakan sebagai pondasi, bambu juga dapat dimanfaatkan sebagai dinding. Bambu sebagai dinding harus memiliki kemampuan untuk menahan beban bangunan tersebut dan tahan terhadap berbagai cuaca serta gempa bumi.
3. Bambu Sebagai Atap
Atap dibutuhkan untuk melindungi bangunan dari berbagai cuaca. Bambu merupakan material yang cocok digunakan untuk membuat atap. Sebab, bambu memiliki bobot yang ringan dan kuat.
Gambar 1. Bambu Sebagai Atap (sumber: Pixabay, 2016)
4. Bambu untuk Konstruksi Jembatan
Jembatan berguna untuk menghubungan dua tempat yang dipisahkan oleh sungai maupun lembah. Biasanya, bambu dimanfaatkan dalam pembangunan jembatan untuk pejalan kaki dengan arus lalu lintas yang ringan. Dengan sambungan yang baik, pembangunan jembatan dengan bambu dapat menahan beban yang cukup berat.
Gambar 2. Bambu untuk Konstruksi Jembatan (sumber: Pexels, 2019)
5. Bambu Sebagai Tulangan Beton
Dalam proses konstruksi, bambu dapat digunakan sebagai tulangan beton. Bambu merupakan material yang baik sebagai tulangan beton karena relatif ekonomis daripada baja dan gampang diperoleh.
Bambu dapat dimanfaatkan untuk konstruksi rumah, bangunan bentang lebar, dan bangunan tinggi. Tetapi, penggunaan bambu untuk konstruksi bangunan bentang lebar belum banyak diterapkan. Bambu lebih banyak dimanfaatkan untuk konstruksi rumah.
Menurut Wijayanti, Ditta Astrini (2008), pengertian dari bangunan bentang lebar, yaitu bangunan bebas ruang dengan lebar 20 meter atau lebih. Contohnya adalah gedung stadion, gedung pertunjukan, gedung exhibition, dan auditorium (Usman, Farah Aulia & Teguh Utomo Atmoko, 2014).
Saat satu pemanfaatan bambu pada bangunan bentang lebar di Indonesia adalah Green School Bali (Maurina dkk, 2014). Sekolah Alam Selamat Pagi Indonesia yang berada di Kota Batu juga telah memanfaatkan bambu pada area Kampoeng Kidz (Putro, M Thaufan Dwi dkk, 2014).
Pemanfaatan bambu dapat diterapkan pada struktur bangunan bentang lebar. Lebar bentangnya maksimal 32 meter ketika dimanfaatkan pada struktur space frame, yaitu struktur ruang dengan bentuk seperti rangka. Sebaliknya, apabila diterapkan pada space truss, maka lebar bentang yang dapat dicapai maksimal 20 meter.
Pada struktur space frame, gaya tarik yang dialami oleh batangnya lebih besar daripada gaya tekannya. Sehingga, bambu dapat mencapai lebar yang maksimal. Sementara itu, pada struktur space truss, gaya tarik yang dialami oleh batangnya seimbang dengan gaya tekannya.
Komponen penghubung yang baik untuk diterapkan pada struktur bangunan bentang lebar, yaitu ball joint dengan sistem baut dan material pendukung berupa baja. Apabila ukuran diameter bautnya adalah 15 mm, maka diperlukan 6 buah baut dan diperlukan jarak 105 mm antarbaut. Jika dibandingkan dengan kayu, bambu dapat mencapai bentang yang lebih lebar.
Karena konstruksi menggunakan bambu untuk struktur bentang lebar masih minim, maka tidak semua komponen struktur bentang lebar dapat dibuat dengan bambu. Bambu dapat digunakan untuk membentuk beberapa komponen berikut.
1. Pelengkung
Bambu bilah atau bambu utuh dapat menjadi pelengkung dengan cara dilengkungkan. Bambu utuh juga dapat dibentuk dengan dikonstruksikan menggunakan sistem ruang atau batang.
2. Jaring dan Kabel
Untuk membentuk jaring dan kabel, kulit bambu digunakan dengan cara dipilin menjadi tali. Setelah itu, tali tersebut disusun sedemikian rupa sampai membentuk jaring.
3. Cangkang
Bentuk cangkang dapat diperoleh dengan cara mengonstruksikan bambu bilah atau utuh. Bambu-bambu tersebut disusun dan disambungkan menjadi plat kemudian dilengkungkan. Bentuk cangkang juga dapat dibuat dengan cara mengonstruksikan bambu utuh dengan sistem rangka ruang.
4. Rangka Ruang atau Batang
Agar bambu dapat dibentuk menjadi rangka-rangka segitiga, bambu utuh yang dipotong secara tegak lurus perlu dikonstruksikan.Saat menggunakan bambu untuk struktur bangunan, perlu dilakukan pengawetan. Pengawetan tersebut dapat menambah masa pakai bambu sebagai elemen struktur. Bertambahnya masa pakai tersebut meminimalkan serangan serangga terhadap bambu.
Jadi, daya tahan bambu untuk struktur bangunan lebih rendah daripada kayu. Masa pakai bambu relatif lebih pendek daripada kayu. Maka dari itu, pemanfaatan bambu untuk struktur bangunan mempunyai risiko yang besar.
Saat ini, ilmu konstruksi mengenai pemanfaatan bambu untuk struktur bangunan bentang lebar masih terbatas sehingga hal tersebut masih belum dapat dipertanggungjawabkan sepenuhnya. Akan tetapi, dewasa ini, cukup banyak teknologi dan riset dalam pengembangan bambu untuk menjadi material konstruksi.
Meskipun pemanfaatan bambu untuk struktur bangunan bentang lebar memiliki kelebihan, namun juga terdapat kekurangan. Bambu mudah diperoleh dan dapat diaplikasikan sebagai alternatif dari kayu. Namun, bambu rentan terhadap serangan jamur dan serangga sehingga daya tahannya rendah. Akan tetapi, dewasa ini, cukup banyak teknologi dan riset dalam pengembangan bambu untuk menjadi material konstruksi.
Cindy Larasati merupakan lulusan Politeknik Negeri Sriwijaya dan memiliki pengalaman bekerja di PT PLN. Cindy merupakan pemenang 15 besar pada Lomba Penulisan Artikel Tingkat Nasional.
Berikan komentarmu dan atau saran untuk meningkatkan kualitas artikel ini di kolom komentar! Anda juga dapat membagikan artikel ini kepada teman-teman atau kerabat yang sedang mencari informasi terkait melalui link sharing pada judul artikel.