Kami menggunakan cookies untuk membuat pengalaman Anda lebih baik. Untuk mematuhi petunjuk e-Pribadi yang baru, kami perlu meminta persetujuan Anda untuk menyetel cookies. Pelajari lebih lanjut .
Seorang engineer yang berkutat dengan konstruksi bangunan infrastruktur pasti familiar dengan analisis saringan agregat. Hal ini dikarenakan pentingnya untuk mendapatkan gradasi agregat yang memenuhi kriteria desain untuk mendapatkan kekuatan material yang diharapkan.
Berdasarkan definisinya, analisis saringan agregat adalah penentuan persentase berat butiran agregat yang lolos dari satu set saringan. Kemudian hasil analisis dihitung berdasarkan nilai persentase yang nantinya digambarkan pada grafik gradasi. Analisis saringan umumnya menggunakan beberapa ukuran saringan yang terdiri dari berbagai ukuran diantaranya 37,5 mm (3”); 63,5 mm (2½”); 50,8 mm (2”); 19,1 mm (¾”); 12,5 mm (½”); 9,5 mm (⅜”); No.4 (4.75 mm); No.8 (2,36 mm); No.16 (1,18 mm); No.30 (0,600 mm); No.50 (0,300 mm); No.100 (0,150 mm); No.200 (0,075 mm). Tata cara analisis saringan pada umumnya diatur dalam SNI, salah satunya SNI ASTM C136-2012.
Proses analisis saringan secara umum digunakan oleh ilmuwan, insinyur sipil, dan lainnya untuk menentukan distribusi ukuran agregat guna memenuhi persyaratan Quality Control atau Quality Assurance. Pengayakan dengan tangan adalah cara paling dasar untuk melakukan analisis ayakan. Tetapi, proses manual dengan tangan hanya digunakan untuk aplikasi yang tidak memerlukan tingkat efisiensi, akurasi, dan pengulangan yang tinggi. Hasil sangat bergantung pada operator dan dapat sangat bervariasi, sehingga sangat tidak dapat diandalkan akurasinya.
Sementara, mesin pengaduk ayakan (sieve shaker) eletrik secara otomatis akan mengayak agregat dalam sampel untuk pemisahan berdasarkan ukuran saringan. Metode pengaduk saringan ditentukan oleh berbagai parameter, diantaranya ukuran partikel agregat, ukuran minimum yang akan dipisahkan, pengayakan basah atau kering, dan karakteristik sampel seperti ketahanan terhadap aglomerasi dan faktor listrik statis.
Keuntungan dari penggunaan mesin pengaduk elektrik antara lain:
Pengaduk saringan yang tepat akan berpengaruh signifikan pada hasil pengayakan dan waktu pengujian Anda. Partikel bereaksi berbeda terhadap tindakan mekanis yang berbeda. Penting juga untuk mempertimbangkan faktor-faktor termasuk aglomerasi, tarikan statis, volume sampel yang diinginkan, tingkat kebisingan selama operasi dan degradasi. Terdapat tiga jenis utama pengaduk saringan, yaitu mesin pengaduk saringan mekanis, bergetar, dan sonic.
Mechanical Sieve Shaker bergerak berdasarkan mekanisme yang digerakkan oleh motor dengan gerakan orbital, melingkar, atau rotasi. Tipe mesin ini adalah pilihan paling ekonomis. Lihat Gambar 1 untuk ilustrasi mesin pengaduk saringan mekanis. Beberapa pengaduk saringan mekanis juga menggunakan pengetukan berulang dari tumpukan ayakan dengan tujuan memperbanyak perubahan arah rotasi partikel, sehingga membantu bagian halus yang hampir berukuran hampir sama dan memastikan semua teraduk secara merata pada permukaan saringan.
Gambar 1. Mechanical Sieve Shaker
Mesin pengaduk saringan bergetar atau Vibratory Sieve Shaker menggunakan energi elektromagnetik untuk mengaduk partikel agregat. Vibratory Sieve Shaker (lihat Gambar 2) dapat mengaduk berbagai macam material dengan amplitudo dan frekuensi getaran yang dapat disesuaikan. Mesin ini umumnya dilengkapi dengan fitur "jeda" yang dapat diprogram untuk memberikan efek yang mirip dengan ketukan untuk membantu agregat halus teraduk secara merata. Proses dengan mesin ini berlangsung dengan ringkas dan memberikan hasil yang cepat dan akurat.
Gambar 2. Vibratory Sieve Shaker (sumber: Global Gilson)
Mesin pengaduk saringan Sonic atau Sonic Sieve Shaker menggunakan 3.600 energi gelombang sonik per menit yang dihasilkan dari generator, menciptakan kolom udara berosilasi yang tertutup oleh tumpukan saringan. Agitasi terus menerus menggerakkan partikel dan terus menerus mengarahkannya kembali ke permukaan saringan. Lihat Gambar 3 untuk ilustrasi.
Gambar 3. Sonic Sieve Shaker (sumber: Global Gilson)
Penulis
ALI BAWONO adalah seorang penulis aktif yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 10 tahun di bidang infrastruktur, termasuk penelitian dan pengembangan Electromobility for Megacities di perusahaan TUMCREATE yang berlokasi di Singapura. Bawono menyelesaikan studi doktoral bidang Infrastruktur di Technical University of Munich (TUM), Germany dan bidang Material Science di Nanyang Technological University (NTU) of Singapore. Sebelumnya, Bawono menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung, dan S2 bidang Sistem Transportasi di TUM, Germany.
Komentar dan Bagikan
Berikan komentarmu dan atau saran untuk meningkatkan kualitas artikel ini di kolom komentar! Anda juga dapat membagikan artikel ini kepada teman-teman atau kerabat yang sedang mencari informasi terkait melalui link sharing pada judul artikel.
Terima kasih para pembaca DepoBeta!