Kami menggunakan cookies untuk membuat pengalaman Anda lebih baik. Untuk mematuhi petunjuk e-Pribadi yang baru, kami perlu meminta persetujuan Anda untuk menyetel cookies. Pelajari lebih lanjut .
When nature-based solutions (NBS) are carried out on a broad scale, approaches that are more inclusive and bring together the dialogue between infrastructure owners and other stakeholders, such as forest and farm owners, have been proven to be very effective.
Supplementary Cementitious Materials (SCMs) are materials that, when combined with Portland cement, enhance the properties of concrete through hydraulic or pozzolanic reactions. These materials can be industrial by-products, such as fly ash or slag, or naturally occurring substances, like volcanic ash. SCMs are used to partially replace cement in concrete mixtures, reducing the environmental impact of cement production while improving the performance and durability of concrete.
The water/cement (w/c) ratio is one of the most crucial factors affecting the strength, durability, and overall quality of concrete. It represents the ratio of the weight of water to the weight of cement used in a concrete mix. Controlling this ratio is essential to achieving desired concrete properties for construction applications.
In engineering practice, the strength of concrete at a specified age, when cured under controlled temperature conditions, is generally considered to be primarily influenced by two key factors: the water/cement ratio and the degree of compaction. When concrete is fully compacted, its strength is assumed to be inversely proportional to the water/cement ratio. This relationship was first articulated by Duff Abrams in 1919, initially described as a law but more accurately regarded as an empirical rule. He formulated stre
Jembatan Suramadu adalah jembatan sekaligus jalan tol yang melintasi Selat Madura dan menghubungkan Pulau Jawa tepatnya di (Surabaya) dan Pulau Madura tepatnya di (Bangkalan, timur Kamal) Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, Jembatan Suramadu saat ini tercatat sebagai jembatan terpanjang di Indonesia.
Noise pollution has become a significant concern in modern urban and suburban environments, especially along busy highways where constant traffic generates high levels of sound emissions. To mitigate the impact of this noise on nearby communities, noise barriers have been developed and widely implemented. These structures serve as a critical component in managing noise pollution, ensuring that residents living near highways experience a reduced impact from traffic noise.
Bapak Dr. Ir. M. Basuki Hadimuljono, M.Sc memegang peran kunci dalam mengawal dan melaksanakan berbagai program strategis di bidang infrastruktur dan perumahan. Artikel ini akan mengulas tentang biografi singkat, peran, pencapaian signifikan yang telah dihasilkannya untuk kemajuan sektor infrastruktur di Indonesia.
Ekskavator adalah alat yang berfungsi untuk menggali, memindahkan, dan meratakan tanah. Sekopnya yang bergerigi akan menancap ke tanah. Kemudian, sekop tersebut akan mengeruknya dan menuangkannya ke dalam dump truck (Bingham, Caroline, 2005). Selain itu, ekskavator juga bisa membuat kemiringan, memecahkan batu, memindahkan material, dan sebagainya (Adinata, Hasrudi, 2018). Dengan bucket-nya, ekskavator dapat menggali tanah untuk membuat lubang, parit, dan pondasi.
Sepatu Safety adalah jenis sepatu yang dirancang khusus untuk melindungi kaki dari bahaya dan cedera di tempat kerja. Sepatu Safety memiliki fitur khusus yang membuatnya lebih tahan terhadap tekanan, kejutan, dan benda tajam yang dapat menyebabkan luka pada kaki. Sepatu Safety biasanya digunakan oleh pekerja di sektor industri, konstruksi, pertambangan, dan sektor-sektor lain yang memerlukan perlindungan kaki yang lebih baik
Buldozer merupakan alat berat yang memiliki fungsi untuk meratakan material seperti kerikil, pasir, dan tanah. Selain itu, buldozer juga dapat digunakan untuk menggali, mendorong, menarik beban, dan menimbun. Buldozer memiliki kemampuan dorong yang tinggi.
Penggunaan Building Information Modelling (BIM) untuk menggantikan computer-aided design (CAD) menjadi isu yang seringkali memicu perdebatan, terutama di kalangan praktisi. CAD telah menjadi andalan selama puluhan tahun di dunia arsitektur-teknik-konstruksi, sehingga tidak mudah menggantinya dengan BIM. CAD menyediakan kemampuan kerja dan visualisasi yang mumpuni dalam melakukan pekerjaan desain arsitektur dan teknik, sementara BIM merupakan alat baru yang mencoba menggantinya dalam bentuk tiga dimensi.