Kami menggunakan cookies untuk membuat pengalaman Anda lebih baik. Untuk mematuhi petunjuk e-Pribadi yang baru, kami perlu meminta persetujuan Anda untuk menyetel cookies. Pelajari lebih lanjut .
Portabel Light Weight Deflectometer (LWD) juga dikenal sebagai Light Falling Weight Deflectometer (Light FWD). Perangkat portabel LWD pertama kali dikembangkan di Jerman untuk mengukur modulus dinamis dari tanah. Umumnya, nilai modulus digunakan untuk mengevaluasi tingkat pemadatan pada lapisan perkerasan dan tanah. LWD cocok untuk digunakan untuk memeriksa kualitas pemadatan pada perkerasan jalan, permukaan tanah, tanggul dan tanah timbunan.
LWD saat ini mulai mendapatkan perhatian yang lebih besar dikarenakan faktor kemudahan, sehingga banyak dipertimbangkan untuk kendali mutu dan jaminan mutu (Quality Control / Quality Assurance) pada konstruksi perkerasan jalan. Sebagai contoh, Departemen Transportasi Indiana (INDOT) menerapkan LWD di lapangan sebagai QA / QC pada beberapa jenis tipe perkerasan (Volovski et al, 2014).
Keunggulan dari perangkat LWD bila dibandingkan metoda FWD antara lain:
Akan tetapi, LWD juga memiliki kelemahan bila dibandingkan dengan FWD, diantaranya:
LWD menggunakan load cell dan geophone yang terletak di tengah-tengah perangkat LWD, dan dengan menggunakan akurasi yang sama dengan FWD. Akan tetapi, beberapa produk LWD tidak menggunakan geophone. Perangkat dan metoda pengujian dengan LWD diatur dalam berbagai spesifikasi, seperti ASTM 2583, standar IAN73 (Inggris), standar Denmark dan standar Italia dalam menentukan modulus dan pemadatan material.
Perangkat Uji LWD dapat beragam tergantung dari pabrikan / merek. Akan tetapi, secara umum Perangkat Uji LWD terdiri atas:
Gambar 1. Ilustrasi LWD (sumber: Nayyar, 2012)
Terdapat tiga kondisi umum hasil uji LWD yang dapat ditemukan di lapangan, yaitu:
Ketiga kondisi tersebut diilustrasikan oleh tipikal respon sinyal dari hasil pengujian LWD yang dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Tipikal respon sinyal LWD (sumber: Nayyar, 2012)
Penulis
ALI BAWONO adalah seorang penulis aktif yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 10 tahun di bidang infrastruktur, termasuk penelitian dan pengembangan Electromobility for Megacities di perusahaan TUMCREATE yang berlokasi di Singapura. Bawono menyelesaikan studi doktoral bidang Infrastruktur di Technical University of Munich (TUM), Germany dan bidang Material Science di Nanyang Technological University (NTU) of Singapore. Sebelumnya, Bawono menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung, dan S2 bidang Sistem Transportasi di TUM, Germany.
Komentar dan Bagikan
Berikan komentarmu dan atau saran untuk meningkatkan kualitas artikel ini di kolom komentar! Anda juga dapat membagikan artikel ini kepada teman-teman atau kerabat yang sedang mencari informasi terkait melalui link sharing pada judul artikel.
Terima kasih para pembaca DepoBeta!