Kami menggunakan cookies untuk membuat pengalaman Anda lebih baik. Untuk mematuhi petunjuk e-Pribadi yang baru, kami perlu meminta persetujuan Anda untuk menyetel cookies. Pelajari lebih lanjut .
Begitu banyak permasalahan air di Jakarta dan kota-kota besar. Beberapa diantaranya adalah banjir yang dikarenakan adanya penurunan tanah, curah hujan yang tinggi, dan perubahan tata guna lahan yang mengakibatkan pula menurunnya area limpasan dan cadangan air. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada identifikasi bahwa secara umum rumah tinggal mengalami kekurangan air (Rafki Hidayat, 2018). Kekurangan air tersebut mengakibatkan intensnya pengambilan air tanah dalam, menggunakan sumur atau pompa air yang mengakibatkan bertambah buruknya situasi penurunan tanah yang sudah ada.
Gambar 1 Penurunan Permukaan Tanah di Jakarta (Liputan 6, 2017)
Pemakaian air yang tidak terkontrol akan mengancam keberlanjutan air, sehingga perlu dilakukan konservasi air. Salah satu metode konservasi air dalam rumah tangga adalah memanen air hujan, yaitu dengan cara mengumpulkan, menampung dan menyimpan air hujan dengan sumur resapan air.
Gambar 2 Sumur Resapan Konvensional (Kartika, 2019)
Prinsip kerja dari sumur resapan adalah menyalurkan dan menampung air hujan ke dalam sebuah lubang atau sumur, agar air hujan dapat memiliki waktu tinggal di permukaan tanah lebih lama sehingga sedikit demi sedikit air dapat meresap ke dalam tanah. Sumur resapan sangat memberikan manfaat baik bagi setiap orang terutama masyarakat yang ada perkotaan dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur ini adalah sebagai berikut:
Cara paling mudah untuk membuat sumur resapan adalah dengan mengalirkan air hujan melalui atap, pipa talang ke sumur, kolam atau sumur resapan. Contoh ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 3, skema sumur resapan air yang dikutip dari PDAM Tirta Benteng.
Gambar 3 Skema Sumur Resapan Air (PDAM Tirta Benteng, 2018)
Beberapa metode alternatif dan penggunaan teknologi modern dalam sumur resapan air mulai dikembangkan. Metode alternatf dan penggunan teknologi modern memiliki kelebihan masing-masing dibandingkan sumur resapan air pada umumnya. Berikut ini adalah contoh-contoh metode alternatif dan penggunaan teknologi modern dalam sumur resapan air:
Sumur Resapan Biopori atau biasa disebut “lubang biopori” merupakan metode alternatif untuk meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah. Lubang Resapan Biopori berupa sebuah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah. Lubang ini akan memicu munculnya biopori secara alami di dalam tanah.
Prinsip kerja lubang peresapan biopori sangat sederhana. Pembuatan lubang yang dilakukan kemudian diberi sampah organik yang akan memicu biota tanah seperti cacing dan semut dan akar tanaman untuk membuat rongga-rongga di dalam tanah yang disebut biopori. Rongga-rongga (biopori) ini menjadi saluran bagi air untuk meresap kedalam tanah.
Gambar 4 Sumur Resapan Biopori (KlopMart, n.d.)
Penggunaan bahan untuk pembuatan sumur resapan semakin diperbaharui untuk pemasangan maupun pemeliharaan yang lebih efektif dan efisien. Penggunaan buis beton sebagai pelapis dinding dalam pembuatan sumur resapan semakin banyak digunakan. Buis Beton atau gorong gorong adalah sebuah produk bahan bangunan yang terbuat dari beton precast dan dibentuk sedemikian rupa sehingga penampangnya menjadi berbentuk sebuah pipa.
Penggunaan beton jauh mudah dan cepat dalam pemasangannya, biaya bersaing, dan jauh lebih rapi dan kokoh dibandingkan dengan menggunakan bahan sumur konvensional seperti batu bata.
Gambar 5 Sumur Resapan Bahan Beton (Brookins, 2018)
Tangki modular berkekuatan tinggi dengan material polipropilena daur ulang atau plastik daur ulang dibuat sebagai bagian dari sistem manajemen tata kelola air hujan. Tangki modular ini berbentuk lembaran, sehingga perakitan dan pemasangan sangat mudah dan cepat tanpa memerlukan peralatan berat kecuali pada proses penggalian apabila volumenya besar. Bentuk produk ini sangat fleksibel dalam kapasitas pengelolaan volume air dan dapat menampung mulai dari 125 liter sampai ribuan liter pada satu lokasi.
Gambar 6 Skema Sumur Resapan Modern Tangki Modular (PT Magna Guna Karsa, 2017)
Beberapa manfaat dari produk sumur resapan modern antara lain:
Gambar 7 (kiri atas) SigmaTank, (kanan atas) MagmaTank, (tengah) Pemasangan MagmaTank di Gelora Bung Karno (Trisigma Inti Solusi, 2018) (PT Magna Guna Karsa, 2017)
Pembuatan sumur resapan sendiri telah diatur oleh pemerintah. Salah satu peraturan yang berlaku, khususnya di Jakarta, adalah Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 68 Tahun 2005 mengenai Perubahan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 115 Tahun 2001 tentang Pembuatan Sumur Resapan. Dalam peraturan ini, setiap gedung atau bangunan yang menutup permukaan tanah dan usaha industri yang memanfaatkan air tanah permukaan diwajibkan untuk membuat sumur resapan dalam perencanaan pembangunannya. Persyaratan umum yang harus dipenuhi sebuah sumur resapan mengacu berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-2453-2002.
MARTIN AMERIGO merupakan salah satu penulis aktif yang saat ini sedang melakukan studi S1 teknik sipil di Institut Teknologi Bandung. Diluar aktivitas akademik, Martin meluangkan waktu untuk hobinya dalam olahraga sepakbola, dan dia sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikular, diantaranya adalah dengan menjadi salah satu panitia acara ITB Civil Engineering Expo 2019, dan juga pada acara The Second Conference for Civil Engineering Research Network 2018.
Berikan komentarmu dan atau saran untuk meningkatkan kualitas artikel ini di kolom komentar! Anda juga dapat membagikan artikel ini kepada teman-teman atau kerabat yang sedang mencari informasi terkait melalui link sharing pada judul artikel.