Kami menggunakan cookies untuk membuat pengalaman Anda lebih baik. Untuk mematuhi petunjuk e-Pribadi yang baru, kami perlu meminta persetujuan Anda untuk menyetel cookies. Pelajari lebih lanjut .
Indonesia, dengan keanekaragaman budayanya, memiliki sejarah yang kaya dan beragam. Di antara tokoh-tokoh yang meninggalkan jejak mendalam dalam perjalanan bangsa Indonesia adalah Dr. Ir. H Soekarno, sosok yang tak hanya menjadi Presiden pertama, tetapi juga arsitek bagi pembangunan ikonik di Indonesia. Melalui visinya yang progresif, Soekarno membawa negara ini ke arah modernitas dengan membangun sejumlah infrastruktur dan monumen yang kini menjadi ciri khas Indonesia.
Pembangunan di Indonesia, dan Jakarta pada khususnya, di era pemerintahan Dr. Ir. H. Soekarno tidak hanya mengubah wajah ibu kota secara fisik, tetapi juga menjadi tonggak sejarah dalam pembangunan infrastruktur dan perkotaan di Indonesia. Artikel ini akan mengulas peran kunci dan keberhasilan Dr. Ir. H. Soekarno dalam merancang dan mewujudkan proyek – proyek pembangunan utama yang menjadi landasan penting bagi kemajuan Jakarta hingga saat ini.
Bapak presiden pertama RI kelahiran Blitar, Jawa Timur pada 6 Juni 1901. Dari pasangan Raden Soekemi Sosrodiharjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Saat kecil, beliau mengabiskan banyak waktu bersama orang tuanya di Blitar. Beliau sempat tinggal dengan bersama kakek nya bernama Raden Hardjoko di tulung agung, Jawa Timur.
Gambar 1. Foto Dr. Ir. H. Soekarno. (sumber: Ruanasagita,2013)
Perjalanan pendidikan yang pernah di tempuh beliau sangat panjang. Saat SD, beliau bersekolah di Eerste Inlandse School, di Mojokerto. Kemudian berpindah sekolah SD ke Europeesche Lagere School (ELS), Mojokerto (1911). Dilanjut ke Hoongere Burger School (HBS) Mojokerto (1911). Dan melanjutkan pendidikan kuliah di Technische Hoge School (Yang sekarang disebut Institut Teknologi Bandung) tahun 1920.
Dikutip dari Perpusnas RI, sidang pertama Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945 menghasilkan tiga Keputusan. Salah satu keputusannya memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden.
Pada tanggal 17 Desember 1949, Beliau diangkat menjadi presiden Republik Indonesia melalui prosesi upacara pelantikan yang dilakukan di bangsal Siti Hinggil, keraton Yogyakarta. Kemudian Soekarno mengambil sumpah jabatan sebagai Presiden Republik Indonesia di hadapan Ketua Mahkamah Agung pada saat itu, Kusumah Atmaja.
Salah satu legacy paling mencolok dari era Soekarno adalah pembangunan infrastruktur. Dalam usahanya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri secara ekonomi dan politik, Soekarno memulai serangkaian proyek infrastruktur skala besar. Proyek-proyek ini tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan konektivitas antar-pulau, tetapi juga sebagai simbol kebanggaan nasional.
Pada awal mula Jakarta sebagai ibu kota, sebagian besar masih berupa kampung - kampung. Beliau ingin membangun Jakarta menjadi kota modern setara dengan ibu kota di berbagai negara maju. Kemudian Beliau memulai membangun gedung - gedung pencakar langit dan monumen impresif di Jakarta. Atau disebut Proyek Mercusuar.
Pembangunan difokuskan di poros baru Jakarta yang dibentuk, membentang dari sudut barat daya Lapangan Merdeka menuju jalan Sudirman dan Kebayoran Baru. Daerah ini menggantikan poros lama Jakarta bernama Batavia. Meliputi Kota Tua, Gajah Mada, Hayam Wuruk, Harmoni, Juanda, Senen, sampai Matraman.
1. Monumen Nasional (MONAS)
Monumen nasional mulai dibangun tahun 1961, tetapi gagasannya ada sejak tahun 1945. Kemudian pada tanggal 17 September 1954 terbentuklah Panita Tugu Nasional di rumah dinas Walikota Jakarta. Kemudian pada 17 Agustus 1961, Pembangunan Monumen Nasional dimulai, ditandai dengan pemancangan tiang pertama.
Beberapa bahan konstruksi dan material diimpor dari luar negeri, seperti kerangka besi, lidah api, tangga dan lift dari jepang. Marmer dan kaca diorama dari italia. Instalasi listrik dan sound system dari Jerman Barat. Konstruksi beton dari paris. Proses pembangunan Monas berlangsung selama 14 tahun. Monas selesai pada orde baru dan diresmikan pada 12 Juli 1975 oleh Presiden Soekarno.
Gambar 2. Foto Monumen Nasional (Monas) (sumber: Wisatanusa)
Monas memiliki tinggi 132 meter. Di puncaknya terdapat tugu berbentuk lidah api sebagai lambang perjuangan yang dibalut emas seberat 38 kilogram. Sebagian besar emas, yaitu sekitar 28 kilogram dari emas pelapis lidah api tersebut disumbangkan oleh saudagar kaya dari Nanggroe Aceh Darussalam, Tengku Markam. Pada tahun 1995, berat emas ditambah 50 kilogram. Dan Monumen Monas saat ini dijadikan bangunan bersejarah yang bisa dikunjungi untuk berekreasi dan dijadikan Museum.
2. Hotel Indonesia
Hotel Indonesia adalah hotel pertama yang didirikan pada tahun 1959. Awalnya hotel ini dibangun untuk menyambut Asian Games IV di Jakarta, kemudian di resmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5 Agustus 1962.
Hotel Indonesia memiliki luas 25.082 meter persegi, dengan 15 lantai dan 436 kamar. Hotel ini memiliki berbagai fasilitas mewah pada masanya, seperti lift, klub dansa, dan kolam renang terbuka. Ada banyak karya seni rupa terkait Indonesia didalamnya, seperti patung, lukisan, relief, sampai mosaik dinding yang menggambarkan keindahan Indonesia.
Sekarang, Hotel Indonesia dikelola oleh Kempinski dan namanya menjadi Hotel Indonesia Kempinski. Kini, penampilannya semakin mewah. Hotel ini memiliki ciri khas seperti, bentuk, warna dan bangunan Indonesia. Pada akhirnya, hotel ini telah terdaftar sebagai cagar budaya.
Gambar 3. Foto Hotel Indonesia (sumber: Pinterest)
Presiden Soekarno adalah tokoh utama yang mencetuskan pembangunan GBK. Kemudian memulai pembangunan pertama sejak tanggal 8 Februari 1980 dab kemudian diresmikan pda tanggal 24 Agustus 1962. Tujuan utama Pembangunan GBK adalah membangun kompleks olahraga untuk Asia Games IV pada tahun 1962.
Gambar 4. Gelora Bung Karno (sumber: wanitabaik.com)
Presiden Soekarno juga merencanakan multi fungsi bangunan yang tidak hanya berfungsi sebagai stadion olahraga, tetapi juga dapat dijadikan paru – paru kota dan ruang terbuka tempat warga berkumpul. Konstruksi khusus yang dibangun adalah atap baja besar yang membantuk cicin raksasa yang bertujuan untuk melindungi para penonton dari hujan maupun panas. Stadion ini memiliki kapasitas lebih dari 100.000 penonton. Pembangunannya dilakukan oleh arsitek Fredrich Silabandan di bantu oleh arsitek – arsitek yang berasal dari Uni Soviet.
Patung Selamat Datang awal mulanya dibangun untuk menyambut para atlet dan tamu Asian Games IV Jakarta 1962. Patung selamat datang dirancang oleh Henk Ngatung dan dikerjakan oleh seniman Edhi Soesarno dan tim pematung di antaranya Trisno, Askabul, Sarpomo, Mon Mudjiman, Suardhi, dan Suandi berasal dari Yogyakarta.
Patung ini ditempatkan diatas pedestal berbentuk dua tiang kaki, yaitu semacam gerbang sempit dengan ketinggian 20 meter. Patung ini ditempatkan di depan Hotel Indonesia yang dianggap sebagai pintu masuk Kota Jakarta. Bentuk penyambutan para tamu mancanegara.
Gambar 5. Monumen Patung Selamat Datang (sumber: gotravelly.com)
5. Proyek Bendungan dan Pembangkit Listrik
Selain infrastruktur transportasi dan Monas, Soekarno juga fokus pada pembangunan proyek-proyek air dan listrik. Salah satu proyek yang paling monumental adalah Bendungan Jatiluhur di Jawa Barat, yang tidak hanya berperan dalam penyediaan air untuk pertanian, tetapi juga sebagai pembangkit listrik tenaga air.
Gambar 6. Bendungan Jati Luhur (sumber: constructionplus.com)
Pada era pemerintahan Dr. Ir. H. Soekarno, Jakarta menjadi saksi dari pembangunan ikonik yang menjadi warisan berharga bagi Indonesia. Melalui proyek - proyek pembangunan monumental, Presiden Soekarno berhasil menciptakan simbol – simbol kebanggaan nasional yang tidak hanya memperkaya arsitektur Ibu Kota, tetapi juga menggambarkan semangat dan visi besar beliau untuk kemajuan Indonesia. Pembangunan ini memberikan inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus menghargai dan memelihara warisan berharga ini sebagai bagian integral dari sejarah dan identitas bangsa.
Zulfa Amalia merupakan penulis aktif yang memiliki pengalaman lebih dari empat tahun. Zulfa merupakan alumni Universitas Gunadarma.
Berikan komentarmu dan atau saran untuk meningkatkan kualitas artikel ini di kolom komentar! Anda juga dapat membagikan artikel ini kepada teman-teman atau kerabat yang sedang mencari informasi terkait melalui link sharing pada judul artikel.